Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Penularan virus corona di Inggris semakin mengkhawatirkan. Hal ini kemudian diperparah akibat ditemukannya varian baru virus corona di sejumlah wilayah.
ADVERTISEMENT
Hasil identifikasi menyatakan, varian virus baru itu diberi nama VUI-202012/01. Virus ini dapat menular lebih cepat.
Akibatnya, sejumlah negara di Eropa mulai melakukan pengetatan terhadap para pendatang dari Inggris. Beberapa negara juga mulai menutup penerbangan dari Inggris.
Dikutip dari Reuters, Senin (21/12), beberapa negara di Eropa yang melarang penerbangan dari Inggris yakni Belgia, Italia, Belanda dan Jerman.
Pemerintah Belgia bahkan tidak hanya menutup penerbangan dari Inggris. Tetapi layanan kereta dari Inggris juga akan ditutup sementara.
Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo, mengatakan larangan perjalanan dari Inggris mulai sejak Minggu (20/12) malam. Kebijakan ini berlaku selama 24 jam.
Sedangkan di Italia, mereka akan menangguhkan penerbangan dari Inggris. Mereka tidak ingin mengambil risiko dengan temuan varian baru virus corona itu.
ADVERTISEMENT
“Varian COVID-19 yang baru-baru ini ditemukan di London mengkhawatirkan dan perlu diselidiki oleh para ilmuwan kami. Kami memilih jalan dengan kehati-hatian,” kata Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza.
Sementara Pemerintah Belanda akan melarang penerbangan yang membawa penumpang dari Inggris mulai Minggu ini.
Terakhir, sejumlah sumber di Pemerintah Jerman menuturkan, mereka akan melarang semua penerbangan dari Inggris dari tengah malam hingga 6 Januari mendatang.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, memberlakukan lockdown ketat di London dan Inggris bagian tenggara demi menekan penularan virus corona.
Berdasarkan data ilmiah, menunjukkan ada varian baru virus corona yang dapat menyebar secara signifikan. Diduga varian baru itu yang menyebabkan penularan COVID-19 di Inggris meningkat.