Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Media sosial tengah digegerkan dengan diburamkannya foto perempuan dalam struktur organisasi Jemaah Muslim Geografi (JMG) Universitas Gadjah Mada (UGM ). Jemaah Muslim Geografi merupakan Lembaga Dakwah Fakultas Geografi UGM.
ADVERTISEMENT
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa UGM Sulthan Farras Nanz turut angkat bicara.
“Dari saya pribadi saya baru dapat kabarnya dari dosen. Berita juga di kalangan dosen. Dari kami (BEM) karena JMG secara sturuktural tidak berada di bawah BEM. Secara struktural terlepas dari struktural atau fungsi koordinatif dengan kami,” ujar Sulthan saat dihubungi kumparan, Selasa (11/2).
Meski tidak berada di bawah naungan BEM, secara pribadi Sulthan tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh JMG. Apa yang dilakukan JMG telah mendiskriminasi perempuan untuk tampil di publik.
“Kalau saya secara atas nama pribadi menyikapinya kalau dari sudut pandang gender equality memang kurang pas karena kemudian berusaha memberikan dikriminasi teman-teman kami yang wanita untuk tidak tampil ke ranah publik. Tidak punya proporsi yang sama untuk tampil di publik,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Secara pribadi menolak ada diskriminasi itu,” tegasnya.
Dia mengatakan setiap organisasi mempunyai otonomi dan wewenang mengelola publikasi termasuk JMG. Namun dia tetap mengimbau kepada teman-teman di organisasi untuk tidak melakukan hal serupa JMG.
“Nah sebenarnya kami tidak bisa secara otoritatif memberikan imbauan dan sebagainya justru yang punya wewenang fakultas dan universitas,” katanya.
“Kalau saya pribadi saya menyayangkan dan saya mendukung teman-teman di organisasi lain untuk tidak melakukan hal serupa. Ya memang mungkin antitesisnya (JMG) ini bagian menghormati wanita dan lainnya,” kata dia.