Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
ADVERTISEMENT

Pernah menjadi primadona kendaraan umum di tahun 60 hingga 80an, keberadaan Becak Motor atau ‘Bemo’ kini mulai terlupakan terutama di Jakarta. Meski perannya mulai tersisih, sejumlah komunitas pemilik bemo mencoba bertahan melayani pelanggannya yang membutuhkan transportasi jarak pendek yang murah di sudut ibukota yang belum terlayani transportasi umum.
ADVERTISEMENT

Sutisno Hadi (56) tahun adalah salah satu sopir bemo yang masih bertahan melayani penumpang dengan rute Karet-Kuningan setiap harinya. Namun bemo kesayangannya yang telah bersamanya sejak 30 tahun lalu itu tidak hanya dimanfaatkan sebagai alat transportasi, namun juga disulap menjadi sebuah perpustakaan berjalan.

Kinong, begitu ia biasa disapa, yang bertempat tinggal di kawasan Karet Pasar Baru II, Tanah Abang, Jakarta Pusat, merubah kendaraan roda tiga nya menjadi sebuah perpustakaan berjalan dengan buku-buku sumbangan dari beberapa sponsor sejak 3 tahun lalu. Saat pagi hari Kinong mencari nafkah dengan melayani penumpang menyusuri rute Karet-Kuningan.

Siang hingga sore hari, dia gunakan untuk berkeliling ke sekolah dan kampung kampung dengan membawa sejumlah buku dongeng, majalah hingga buku biografi pahlawan yang memenuhi rak belakang Bemonya.
ADVERTISEMENT
Teriakan hangat dari bocah-bocah mampu menutup suara khas kendaraan antik itu. Anak-anak pun antusias mengambil dan membaca buku di dalam Bemo tersebut.

Meskipun hanya menempuh pendidikan hingga kelas lima Sekolah Rakyat (SR), Kinong memberikan inspirasi yang luar biasa dengan memfasilitasi anak–anak untuk lebih akrab dengan buku lewat bemo perpustakaan keliling miliknya. Tidak hanya menyediakan buku-buku Kinong pun memberi bimbingan anak-anak untuk membaca buku sesuai kebutuhan dan jenjang umurnya.
Foto dan Teks: Novrian Arbi/Antara