Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Beredar Info Akan Ada Erupsi Besar Gunung Gamalama, PVMBG Pastikan Hoaks
19 April 2024 0:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Beredar informasi yang menampilkan peringatan erupsi besar di Gunung Gamalama, Maluku Utara, yang dibagikan melalui sejumlah pesan WhatsApp dan membuat cemas sejumlah warga di Ternate, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Di media sosial X, sejumlah warganet juga mulai khawatir dengan potensi aktivitas Gunung Gamalama. Ada pula yang langsung bertanya ke akun X milik BMKG untuk bertanya status gunung yang berada di laut ini.
Terkait kabar ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), memberikan klarifikasi.
"Tidak ada [peringatan erupsi besar Gunung Gamalama]. Itu hoaks," kata Kepala Tim Pengamatan Gunung Api PVMBG, Heruningtyas Desi Purnamasari, saat dihubungi, Kamis (18/4).
Namun, PVMBG mencatat ada peningkatan gempa vulkanik di Gunung Gamalama, Maluku Utara, pada Rabu (17/4). Dari rentang pukul 00.00-20.30 WIT, terekam ada 22 kali gempa vulkanik yang terjadi.
"Peningkatan gempa vulkanik dalam ini menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik," jelas Desi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data pengamatan visual tanggal 17 April 2024, terlihat ada hembusan asap kawah putih tebal setinggi 100 meter dengan angin lemah-kencang ke arah utara. Status gunung api ini masih 'Waspada'.
"Secara umum, aktivitas Gunung Gamalama tanggal 1 Januari 2024 hingga 17 April 2024 pukul 20.30 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh gempa hembusan, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar Kepulauan Halmahera," lanjutnya.
Namun, PVMBG tetap merekomendasikan agar warga dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1,5 kilometer dari kawah utama Gunung Gamalama.
Saat masuk musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gunung Gamalama untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman baha sekunder berupa aliran lahar.
ADVERTISEMENT