Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Seorang guru di salah satu SMP negeri Kabupaten Sleman diduga membocorkan soal Asesmen Standardisasi Pendidikan Daerah (ASPD) mata pelajaran matematika kepada muridnya.
ADVERTISEMENT
ASPD ini merupakan ujian pengganti ujian nasional (UN), meski kelulusan murni di tangan sekolah.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan, terkait kasus ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY tengah melakukan pengusutan. Jika terbukti ada oknum guru di Sleman yang terlibat, sanksi siap menanti.
"Kepada yang bersangkutan yang melakukan kecurangan silakan diberi sanksi administrasi. Kalau PNS kena disiplin pegawai kalau bukan PNS sesuai ketentuan berlaku. Kalau memang itu terbukti," kata Aji di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (9/4).
Disiplin sanksi ini bermacam-macam menurut Aji. Kalau dalam sidang diputuskan kesalahan ringan maka sanksi bisa berupa teguran hingga pernyataan tidak puas.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika dianggap kesalahannya berat dikenai saksi berupa penurunan pangkat hingga penundaan kenaikan gaji.
ADVERTISEMENT
"Kalau (sanksi) menengah ada penurunan pangkat, penundaan gaji berkala," katanya.
"Makanya yang kita minta kepada panitia Disdikpora segera melakukan kajian bener nggak ini (kasusnya," ujarnya.
Selain itu, jika ada kecurangan maka siswa sekolah tersebut wajib mengulang ujian.
"Peserta didiknya harus mengikuti ujian ulang. Tidak harus soal baru tapi bisa ujian susulan kan soalnya sudah beda," ujarnya.
Aji menjelaskan ASDP ini merupakan ujian yang digelar DIY lantaran tidak lagi ada UN. Menurutnya dinas butuh melihat seberapa jauh penyerapan ilmu yang diberikan guru.
"Tidak menentukan kelulusan. Kelulusan di tangan guru," katanya.
Dia menjelaskan meski belum digelar sekolah tatap muka, tetapi ujian ini sudah digelar secara luring. Hanya saja protokol kesehatan jauh lebih mudah diterapkan karena jumlah siswa yang masuk tidak sebanyak kegiatan belajar mengajar.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini pelaksanaan ujian tersebut menurut Aji juga lancar.
"Tapi ini (ujian) tidak semua kelas, bisa dipecah kalau (kegiatan belajar mengajar) luring semua kelas harus diatur karena semua ruangan isi. Kalau ini banyak yang kosong," ujarnya.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya menjelaskan saat ini pihaknya telah membentuk tim pencari fakta terkait kasus ini. Pihaknya juga telah mencoba berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan serta kepala sekolah SMPN 4 Depok.
Sejauh ini, informasinya guru tersebut tidak membocorkan soal tetapi mencuplik soal-soal try out.
"Tapi ini kita perlu mencari ini (kebenarannya). Memang mirip tetapi ada beberapa yang beda. Soalnya beda, nomornya ada yang beda. Tapi kita mencari tahu itu sumbernya dari mana," kata Didik.
ADVERTISEMENT
Guru tersebut diakui Didik berstatus sebagai PNS. Namun dia tidak tergabung dalam tim penyusun soal di bawah provinsi. Meski soal dikeluarkan provinsi tetapi guru yang membuat soal itu memang berasal dari kabupaten dan kota karena di provinsi tidak ada guru tingkat SMP.
"Kita adakan pelatihan kemudian seleksi. Yang terseleksi itu yang kita minta untuk menulis soal," ujarnya.
Sementara itu, untuk peserta didik di SMP tersebut rencananya akan mengulang ujian Matematika 15 April. Jumlah siswanya sekitar 130an siswa.