Berkenalan dengan Sapri Sale, Guru Bahasa Israel Lulusan Mesir

15 Maret 2018 16:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kursus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kursus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di antara banyaknya alumni Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, asal Indonesia nama Sapri Sale bisa terbilang salah satu yang paling unik. Bagaimana tidak, dia kuliah jurusan Sastra Arab, tapi saat ini ia justru mengajar bahasa Ibrani, bahasanya orang Israel.
ADVERTISEMENT
Pria 52 tahun itu adalah orang pertama yang membuka kursus bahasa Ibrani di Indonesia, tepatnya di markas Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dibuka sejak 5 Maret lalu, kelas Sapri sudah kebanjiran murid.
Pria kelahiran Palu, Sulawesi Tengah, ini kuliah di Al Azhar pada 1989. Sebelumnya ia adalah santri di Pondok Pesantren Darrut Tauhid, Malang. Melihat riwayat pendidikannya, tidak heran dia piawai bahasa Arab.
"Jadi saya ini sebenarnya orang yang sangat mahir bahasa Arab. Kenapa? Karena saya adalah santri. Kemudian waktu saya hijrah ke Mesir untuk belajar di Al Azhar, yang saya pelajari itu adalah bahasa Arab. Saya memperdalam bahasa Arab," kata Sapri kepada kumparan, Rabu, (15/3).
ADVERTISEMENT
Saat menempuh pendidikan di Kairo itulah, ketertarikan Sapri pada bahasa Ibrani muncul. Dipicu oleh pemberitaan negatif soal Israel, dia jadi bertanya-tanya apakah negara Yahudi itu sedemikian buruknya, pasti ada sisi baiknya juga.
"Cara melihat sisi baik itu bagaimana? Satu-satunya jalan adalah melalui bahasa mereka. Agar saya mampu membaca sumber-sumber asli sehingga tahu mana yang benar, mana yang salah," ujar ayah dua anak ini.
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Sapri pun mulai jatuh cinta dengan bahasa Ibrani. Setelah mulai memahami bahasa Ibrani dan membaca literaturnya, dia merasakan ada ketimpangan informasi.
"Data-data yang saya terima dari bahasa Ibrani itu berbeda dengan yang saya baca dari sumber-sumber yang diterjemahkan dalam bahasa Arab, bahkan dalam bahasa Inggris," kata dia.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dari Al Azhar pada 1993, Sapri sempat menjadi Asisten Duta Besar Indonesia untuk Libanon selama 4 tahun. Lalu pada 1999, Sapri hijrah ke New York, Amerika Serikat, dan bekerja di Kantor Perwakilan Kerajaan Belgia untuk PBB.
Di AS, dia bertemu dengan orang Israel yang telah dianggapnya sebagai sahabat, membantunya semakin memahami bahasa Ibrani. Bahkan dari orang ini, tercetus ide untuk membuat kamus Bahasa Ibrani-Indonesia. Pada 2016, kamus itu rampung dicetak di Indonesia setelah proses penyusunan selama 10 tahun.
Kamus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kamus bahasa Ibrani oleh Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Orang Israel Heran
Tidak banyak orang Indonesia yang tertarik belajar bahasa Ibrani seperti Sapri. Ternyata hal ini tidak hanya aneh di negara ini, tapi juga bagi orang Israel sendiri.
ADVERTISEMENT
Ini dialaminya ketika mengunjungi Israel ketika masih kuliah di Kairo. Orang Israel kaget melihat antusiasme Sapri yang seorang Muslim dan warga Indonesia belajar bahasa Ibrani. Padahal di mata orang Israel, warga Muslim dan Indonesia memusuhi mereka.
"Saya dianggap unik oleh mereka -karena seorang beragama Islam dan dari Indonesia yang notabene berpenduduk Muslim terbesar di dunia- 'kok kamu melakukan ini?'," kata Sapri
"Mereka melihat ada sedikit keunikan, gitu lho. Keunikan berkonotasi positif," kata dia lagi.
Indonesia Bangsa Toleran
Sapri yang mengajarkan bahasa Ibrani di Indonesia jadi perbincangan di media internasional. Dia bahagia, karena dengan ini dia ingin menekankan kepada dunia bahwa Muslim Indonesia sangat toleran. Bahkan, melakukan apa yang dianggap mustahil, seperti belajar bahasa Ibrani.
ADVERTISEMENT
"Artinya, ini adalah satu gambaran betapa toleransinya orang-orang Islam yang ada di Indonesia. Tidak seperti yang digembar-gemborkan oleh media yang tidak pro terhadap bangsa Indonesia," tegas pria yang juga aktif mengajar bahasa Arab itu.
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sapri Sale (Foto: Satrio Rifqi Firmansyah/kumparan)
Untuk itu, dia berharap upayanya mengajarkan bahasa Ibrani ini lancar tanpa ada hambatan. Karena menurut dia, hasil pengajarannya pasti akan ada manfaatnya di masa mendatang.
"Saya minta dibebaskan beraktivitas mengajarkan bahasa ini. Karena ini adalah bahasa penting yang bangsa ini bisa mengambil manfaat. Sebagaimana kita belajar bahasa Jepang dan bahasa-bahasa lainnya. Saya yakin suatu saat berguna, tidak mesti hari ini," tutur Sapri.