news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Bertemu Cak Faiz, Penjual Es Pisang Ijo yang Fasih Berbahasa Inggris dan Jepang

6 Maret 2025 20:19 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Faiz Tosal, pedagang es pisang ijo yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang di Jalan Kranggan, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Faiz Tosal, pedagang es pisang ijo yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang di Jalan Kranggan, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Suasana riuh sepanjang Jalan Kranggan, Surabaya, menjelang berbuka puasa. Banyak motor terparkir di depan Pasar Blauran Baru dan samping GB Junction Mall.
ADVERTISEMENT
Berjalan sekitar 100 meter dari pasar, terlihat seorang pedagang es. Terpampang gelas berisi es pisang ijo, bubur kacang ijo hingga alpukat kocok di etalase gerobak jualannya. Ialah Faiz Tosal (57 tahun) pemilik dagangan tersebut. Secara tampilan, tidak ada hal unik atau yang menyorot perhatian.
Namun, saat orang mampir ke dagangannya, sesekali Faiz menyeletuk kata atau kalimat berbahasa Inggris.
Rupanya, pria yang akrab disapa Cak Faiz ini mampu berbahasa Inggris hingga bahasa Jepang. Kemampuan Faiz berbahasa asing ini didapat saat dirinya bekerja di Bali.
Faiz Tosal, pedagang es pisang ijo yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang di Jalan Kranggan, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Kebetulan dulu waktu tahun 1987 di Bali sampai 2006. Di sana kita belajar bahasa di sana, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang. Yang penting kalau kita nggak mau belajar di tempat pariwisata yang dibutuhkan. Kalau kita basic-nya nol, at least harus mau belajar bahasa Inggris. Kalau nggak mau siap-siap kelaparan," kata Faiz saat ditemui di lokasi.
ADVERTISEMENT
Selama puluhan tahun hidup di Bali, berbagai usaha telah ia coba. Mulai berjualan minuman hingga tour guide.
"Pertama saya jualan minuman bawa termos isinya minuman botol. Terus pindah lagi jualan tikar buat di pantai. Lama-lama ada rezeki ada orang baik nolong saya itu dibiayain dibeliin payung untuk penyewaan payung. Dulu guide, penyewa payung juga. Terus kadang nyewakan selancar, ngajarin orang surfing, kadang sopir, all around lah," ucapnya.
Setelah bertahun-tahun di Bali, ia memutuskan untuk pulang ke Surabaya. Alasannya karena ia merasa bosan dan ingin fokus untuk berjualan.
Faiz Tosal, pedagang es pisang ijo yang fasih berbahasa Inggris dan Jepang di Jalan Kranggan, Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Ini mulai tiga tahun sebelum Covid-19. Bosan, intinya bosan. Kita kalau sudah puluhan tahun begitu bosan lah," ungkapnya.
Tahun 2024, Faiz pernah membuat sebuah program bersama dengan temannya. Jika ada pembeli yang fasih berbahasa Inggris secara aktif, akan digratiskan satu minuman atau makan yang ia jual.
ADVERTISEMENT
"Tahun kemarin itu, dulu ada teman saya di Bali donatur buy one get one, cuma dengan catatan bahasa Inggris harus aktif bukan pasif. Dan itu saya rekam terus kirim ke teman ke donatur tersebut. Bilang donatur itu 'catat sehari berapa orang yang beli ada videonya aktif ngomong bahasa Inggris saya yang tanggung'. Semuanya, bisa bubur kacang ijo, es pisang ijo," kata dia.
Namun, saat ini program tersebut sudah tidak dilanjutkan lantaran sang donatur sudah tidak bisa membiayai.
"Kebetulan donaturnya sudah nggak ngasih program itu," terangnya.
Menurut Faiz, anak muda saat ini harus bisa memahami bahasa asing, terlebih jika hidup di kawasan pariwisata.
"Anak muda sekarang ini ndak sama seperti orang dulu, artinya gampang putus asa (untuk belajar). Kalau dulu gimana caranya supaya bisa. Anak, sekarang ada tantangan sedikit sudah melenceng," katanya.
ADVERTISEMENT