Bicara di PBB, Retno Ungkap Kenapa Target SDGs Tak Tercapai di Asia Pasifik

19 September 2023 10:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs Summit) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Senin (18/9/2023). 
 Foto: ANTARA/HO-Kemlu RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs Summit) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Senin (18/9/2023). Foto: ANTARA/HO-Kemlu RI
ADVERTISEMENT
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau dikenal luas sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditargetkan tercapai pada 2030 diprediksi tidak dapat terealisasi di Asia Pasifik.
ADVERTISEMENT
SDGs — agenda yang diadopsi pada September 2015 di Summit PBB ini terdiri dari 17 target yang mencakup 169 langkah menuju realisasi pembangunan berkelanjutan dan merata skala global pada 2030.
Dalam keterangannya di SDGs Summit — rangkaian kegiatan di sela-sela Sidang Umum PBB 2023, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebut sejumlah faktor-faktor yang menghambat pencapaian target SDGs di kawasan Asia Pasifik.
Retno — selaku perwakilan dari Indonesia, menyebut faktor utama terhambatnya pencapaian target SGDs adalah situasi dunia yang tidak kondusif.
"Di dalam statement kita juga sisipkan pernyataan nasional Indonesia, yang antara lain saya sampaikan bahwa tatanan dunia saat ini tidak kondusif untuk pencapaian SDGs," kata Retno, dalam keterangan pers seusai menghadiri SGDs Summit di New York, Amerika Serikat, pada Senin (18/9).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs Summit) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat pada Senin (18/9/2023). Foto: ANTARA/HO-Kemlu RI
"Dalam situasi global saat ini, dengan adanya pandemi kemarin dan perang di Ukraina, mempersulit atau semakin mempersulit upaya pencapaian SDGs," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Diplomat tertinggi di Indonesia ini kemudian membeberkan laporan dari SDGs (SDGs Report) tahun 2023 yang dikeluarkan oleh United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dan PBB.
Menurut laporan UNESCAP, proses pencapaian target SDGs di Asia Pasifik dan Asia Tenggara baru mencapai 14,4 persen. Sementara itu, diperkirakan pula 90 persen target SDGs tidak akan bisa dicapai pada 2030 — diperlukan 42 tahun lagi untuk mencapainya.
Kehadiran Retno yang sekaligus mewakili ASEAN di SDGs Summit itu menyebut kesenjangan pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara masih tinggi.
"Ada negara yang pencapaian SDGs-nya bagus, tapi ada juga yang ketinggalan," tutur Retno.
Atas dasar itulah, sambung dia, ASEAN melakukan beberapa upaya guna mempercepat pencapaian SDGs.
ADVERTISEMENT
Contohnya, menyocokkan SDGs dengan ASEAN Community Vision dan juga Vision 2045 yang pondasinya sudah dibangun dan disetujui saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN di KTT ke-43 di Jakarta pada awal September lalu.
Presiden Jokowi memberikan paparan pada konferensi pers penutupan KTT ke-43 ASEAN 2023 di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
"Sebagai catatan, ASEAN juga memiliki program Initiative for ASEAN Integration untuk memperkecil development gap negara Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam," jelas Retno.
Di dalam ASEAN pun, para pemimpin telah menyetujui pembentukan upaya guna mengurangi kesenjangan pertumbuhan antara sesama negara ASEAN — agar Asia Tenggara benar-benar bisa menjadi pusat pertumbuhan (epicentrum of growth).
"Ada satu program yang namanya Initiative for ASEAN Integration. Intinya adalah untuk memperkecil development gap antara enam negara ASEAN dengan 4 negara ASEAN lainnya," jelas Retno.
ADVERTISEMENT
Adapun upaya-upaya tersebut seperti mempersempit kesenjangan pembangunan — termasuk pemberdayaan perempuan, UMKM, dan pekerja migran.
Kedua, meningkatkan investasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan memperkuat ketahanan kesehatan, ekonomi, energi, dan rantai pasok.
Ketiga, memperkuat multilateralisme dan penghormatan terhadap piagam PBB.
Retno menegaskan target SDGs hanya bisa tercapai apabila kondisi dunia kondusif. "Harus diciptakan lingkungan kondusif, di mana negara berkembang dapat lakukan lompatan pembangunan," pungkasnya.
"Diskriminasi perdagangan harus dihilangkan. Global South harus diberi kesempatan untuk melakukan pembangunan, termasuk hilirisasi industri," tutup Retno.