Biden dan Putin Diskusi lewat Video Call, Bahas Ukraina hingga NATO

8 Desember 2021 10:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara virtual.  Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara virtual. Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan diskusi virtual lewat video call pada Selasa (7/12). Pembicaraan antara keduanya berlangsung selama dua jam.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi dua pemimpin negara besar itu, berbagai hal menjadi sorotan. Salah satunya adalah mengenai konflik di Ukraina.
Dikutip dari Reuters, Biden memperingatkan Putin soal sanksi ekonomi yang akan diberikan oleh AS kepada Rusia, jika Kremlin nekat menginvasi Ukraina.
Seperti diketahui, negara-negara Barat dan sekutu menyatakan kekhawatiran akan jumlah pasukan Rusia yang dikerahkan ke perbatasan selatan Rusia-Ukraina. Mulai akhir tahun ini, mereka menyaksikan penambahan jumlah pasukan yang cukup signifikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden secara virtual. Foto: The White House/Handout via REUTERS
Tudingan potensi invasi ini dibantah keras oleh Kremlin. Mereka mengatakan tidak memiliki intensi untuk menyerang Ukraina. Menurutnya, pengerahan jumlah pasukan Rusia itu adalah bentuk pertahanan atau defensif, bukan ofensif.
Kepada Putin, Biden mengatakan Rusia dapat menghadapi sanksi ekonomi yang keras; gangguan pada pipa saluran gas Nord Stream 2 ke Eropa; dan sekutu-sekutu di Eropa akan memberi kemampuan pertahanan tambahan kepada Ukraina.
ADVERTISEMENT
“Presiden Biden menekankan bahwa AS dan sekutu kami akan merespons dengan sanksi ekonomi kuat dan kebijakan lainnya, jika adanya eskalasi militer,” ujar Gedung Putih dalam keterangannya, Selasa (7/12).
Pipa saluran gas Nord Stream 2 adalah sistem gas alam yang membentang di dalam Laut Baltik, dari Rusia ke Jerman. Sistem tersebut sudah rampung pada September 2021 lalu, tetapi belum aktif hingga kini.
Tentara Rusia di perbatasan Ukraina. Foto: Andrey Kronberg/AFP
“Jika Vladimir Putin ingin melihat gas mengalir lewat pipa tersebut, ia tidak perlu mengambil risiko menginvasi Ukraina,” Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, kepada wartawan.
“Hal-hal yang tidak kami lakukan pada 2014 lalu, kami kini bersiap melakukannya,” imbuh Sullivan.
Peristiwa yang ia maksud pada 2014 lalu adalah ketika Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina. Saat itu, AS berfokus pada bantuan defensif karena khawatir menyebabkan perburukan krisis.
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat AS mengatakan, Washington dapat menargetkan bank terbesar Rusia dan mengganggu pertukaran mata uang Rusia, Ruble, baik ke dolar AS maupun mata uang lainnya.
Diskusi keduanya berlangsung dengan baik. AS dan Rusia pun sepakat untuk melanjutkan komunikasi. Kesepakatan ini mampu membantu meredakan tensi global yang beberapa waktu belakangan terus meningkat.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu untuk KTT AS-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
Keduanya juga berharap dapat bertemu secara langsung untuk mendiskusikan berbagai perbedaan pendapat antara AS dan Rusia.
“Banyak terjadi interaksi saling kompromi antara keduanya, tidak ada tegur-menegur, tetapi Presiden Biden menunjukkan posisi jelas Amerika Serikat dalam isu ini,” ucap Sullivan.
Jika Biden memperingatkan soal potensi sanksi, Putin merespons dengan mendesak adanya jaminan agar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak melakukan “ekspansi” ke arah timur.
ADVERTISEMENT
Putin mengatakan kepada Biden, ketegangan yang saat ini terjadi antara Rusia, Ukraina, dan Barat tidak bisa sepenuhnya dipersalahkan pada Rusia.
Moskow juga berkali-kali menyatakan protes atas bantuan militer Barat ke Ukraina. Rusia melihat bantuan tersebut sebagai “ekspansi NATO perlahan-lahan.”
Seekor kucing menatap seorang tentara Ukraina yang sedang beristirahat di paris garis depan dengan separatis yang di dukung Rusia di desa Krasnogorivka, wilayah Donetsk, Ukraina, pada 10 Maret 2020. Foto: Anatolii STEPANOV / AFP
“Rusia dengan bersungguh-sungguh menginginkan adanya jaminan reliabel dan ditetapkan secara hukum untuk menghapus ekspansi NATO ke timur dan mengeliminasi pengerahan sistem senjata serangan di negara-negara tetangga Rusia,” ujar Kremlin.
Bagi Kremlin, potensi NATO merangkul Ukraina adalah ‘garis merah’ atau ‘batasan’ yang tidak boleh dilanggar.
Menurutnya, persekutuan Ukraina dan NATO memberikan kemungkinan adanya “aliansi rudal” di Ukraina yang menargetkan Rusia.
Menanggapi pembicaraan antara Biden dan Putin, Ukraina menyatakan rasa terima kasih kepada AS atas "dukungannya yang kukuh."
ADVERTISEMENT