Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Biden-Harris Tonton Terbunuhnya Pemimpin ISIS dari Gedung Putih
4 Februari 2022 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, saat memantau berjalannya operasi, Biden turut didampingi Wakil Presiden Kamala Harris dan sejumlah pejabat Pemerintahan.
Mereka menyaksikan aksi tentara AS di perbatasan Suriah-Turki itu di Ruang Situasi Gedung Putih pada Rabu (2/2) pukul 5 sore Waktu Timur (ET). Saat itu, Biden baru saja menyelesaikan diskusi dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron lewat telepon.
“Presiden Biden, Wapres Kamala Harris, dan pejabat Pemerintahan menerima kabar secara real-time dari Austin, Milley, dan McKenzie, sembari mereka menyaksikan berlangsungnya operasi lewat beberapa layar di Ruang Situasi,” ungkap pejabat Gedung Putih yang tak disebutkan namanya.
Kabar-kabar yang diterima Biden dan Harris itu datang dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Atasan Kepala Staf Gabungan Mark Milley, serta Jenderal Marinir Frank McKenzie, yang memantau langsung pasukan AS di kawasan.
ADVERTISEMENT
Operasi kontra-terorisme ini sudah direncanakan sejak awal Desember 2021. Persiapan dimulai ketika Washington dan Pentagon berhasil memastikan tempat tinggal Quraishi.
Tetapi, begitu menyadari bangunan tempat tinggal Quraishi juga dihuni oleh sejumlah keluarga, tentara AS meramu rencana evakuasi warga. Opsi serangan jarak jauh pun dicoret.
Lampu hijau diberikan oleh Biden pada Selasa (1/2), dalam rapat di Kantor Oval Gedung Putih bersama Menhan Austin dan Jenderal Mark Milley. Dengan restu itu, pasukan AS bergerak menuju Atmeh pada Rabu.
Situasi Mencekam di Lokasi Operasi
Sayangnya, belum sempat pasukan AS mencapai Quraishi yang tinggal di lantai tiga bangunan perumahan, bom bunuh diri meledak. Ledakan itu menewaskan Quraishi, istri dan anak, serta penghuni lantai tiga pada Kamis (3/2) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Beruntung, sebelum ledakan dahsyat terjadi, pasukan AS sempat mengevakuasi enam warga sipil dari lantai satu. Empat di antaranya adalah anak-anak.
Seorang warga mengisahkan betapa mencekamnya lokasi kejadian. Suara tentara AS nyaring terdengar lewat pengeras suara, memerintahkan penduduk untuk menyelamatkan diri.
“Pria, wanita, dan anak-anak, angkat tangan Anda. Anda aman di bawah koalisi Amerika yang mengelilingi area ini. Anda akan mati jika tidak keluar dari gedung,” ungkap seorang wanita, menirukan peringatan pasukan AS.
Ledakan dahsyat yang terjadi di lantai tiga meluluhlantakkan satu area lantai gedung. Bahkan, Jenderal McKenzie mengatakan, tubuh-tubuh warga terlontar keluar bangunan.
Ledakan itu, menurut McKenzie, lebih besar ketimbang perkiraan kekuatan ledakan rompi bunuh diri.
Memantau dari Ruang Situasi, Biden mengomentari aksi bunuh diri Quraishi dengan mengatakan, “aksi final dari pengecut yang putus asa.” Tindakan Quraishi serupa dengan yang dilakukan pendahulunya, Abu Bakr al-Baghdadi, yang tewas pada 2019 lalu.
Usai operasi yang begitu mencekam, Biden berharap pasukan AS selalu berada di bawah lindungan Tuhan. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya.
ADVERTISEMENT
“Presiden Biden mengatakan, ‘Semoga Tuhan memberkati pasukan kita,’ ketika pasukan AS lepas landas usai operasi militer berlangsung, dan terus memantau kondisi mereka di malam hari ketika mereka terbang menuju tempat aman,” kata pejabat tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Setelah pasukan AS dipastikan berada di lokasi aman, Biden mengenang kembali peristiwa serangan udara yang diluncurkan AS pada 2015.
Saat itu, serangan menewaskan seorang pimpinan ISIS dan melukai Quraishi—hingga membuatnya kehilangan satu kaki.
Identitas jenazah Quraishi berhasil dikonfirmasi lewat data biometrik yang diperoleh dari sidik jari. Mereka menunggu hingga tes DNA tuntas, sebelum akhirnya mengumumkan kematian pentolan ISIS ini.