Bima Arya Bicara Masalah Pendaftaran Vaksin Pusat-Daerah Tak Sinkron

18 Juli 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau vaksinasi dosis kedua kakek berusia 104 tahun, Wirjawan Hardjamulia. Foto: Pemkot Bogor
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Bogor Bima Arya memantau vaksinasi dosis kedua kakek berusia 104 tahun, Wirjawan Hardjamulia. Foto: Pemkot Bogor
ADVERTISEMENT
Pemerintah Pusat tengah menggenjot vaksinasi dengan mempermudah layanan, salah satunya lewat aplikasi PeduliLindungi. Belakangan, warga yang terdaftar vaksin lewat aplikasi ini tumpang tindih dengan sistem Pemerintah Daerah.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, persoalan dalam teknis aplikasi tersebut yakni warga yang terdaftar di pusat sesuka hati datang ke lokasi vaksin di daerah sehingga mengganggu jadwal dan pendataan vaksin yang sudah diatur.
“Persoalannya adalah ketika warga mendaftar melalui PeduliLindungi mereka memiliki tiket dan merasa berhak untuk mengikuti vaksin di mana saja. Sedangkan Pemerintah Daerah itu sudah punya skema vaksin di sentra vaksin A untuk sekian orang jam sekian sampai jam sekian,” kata Bima dalam paparan survei LSI secara daring, Minggu (18/7).
Menurut Bima, pendaftaran lewat aplikasi PeduliLindungi harus sinkron dengan program yang sudah diatur Pemerintah Daerah. Hal itu untuk mencegah tumpang tindih pendataan, dan tak mengganggu kuota vaksin di daerah.
ADVERTISEMENT
“Jadi orang yang datang dengan aplikasi PeduliLindungi inilah yang kemudian menimbulkan persoalan di lapangan. Nah ini harus sinkron, nah ini enggak sinkron. Nah ini yang saya sampaikan tantangannya lebih kepada aspek teknis provinsi, pusat, kota, daerah harus sama nih mekanismenya kalau enggak menimbulkan persoalan,” ujar Bima.
Simulasi uji coba vaksin Corona di puskesmas tanah sareal Bogor. Foto: kumparan
Bima menyebut, pihaknya kerap menghadapi persoalan tersebut. Di mana peserta vaksin yang terdaftar lewat aplikasi tersebut datang ke tempat vaksin di daerah sehingga terjadi kekurangan kuota vaksin dan kerumunan.
“Kita beberapa kali menghadapi persoalan ini menjadi kerumunan di lapangan karena warga datang langsung goshow dengan aplikasi PeduliLindungi ini,” tandasnya.
Aplikasi PeduliLindungi merupakan bikinan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Telkom. Melalui aplikasi dan situs PeduliLindungi, masyarakat bisa mengecek informasi terkait daftar penerima vaksin corona pada kelompok pertama.
ADVERTISEMENT