BMKG Beri Perhatian Super Khusus pada Banten, Apa Alasannya?

8 Februari 2022 13:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: BMKG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan pihaknya memberikan perhatian sangat khusus kepada provinsi Banten. Hal ini berkaitan dengan potensi bencana alam seperti yang terjadi beberapa tahun belakangan, seperti tsunami, letusan Gunung Anak Krakatau hingga gempa bumi.
ADVERTISEMENT
"Banten dapat perhatian yang sangat khusus, bahkan super khusus di BMKG. Apa yang dikhawatirkan tepat sekali, sumber kejadian gempa yang diikuti tsunami tidak hanya satu. Selain megathrust, juga erupsi gunung api atau longsor laut dan beberapa sumber lainnya," ujar Dwikorita saat rapat kerja bersama Komisi V DPR secara virtual, Selasa (8/2).
Ada satu wilayah yang menjadi sorotan BMKG yakni Kota Cilegon. Menurut Dwikorita, banyaknya perusahaan maupun pabrik industri yang berdiri di sana patut diwaspadai apabila terjadi bencana.
Ilustrasi Provinsi Banten. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Di banten ada Kota Cilegon, kota industri chemicalia (kimia). Kalau kota itu terkena dampaknya [bencana] bisa seperti di Jepang menjadi bencana chemicalia, tidak hanya gempa bumi tapi dampak itu," beber dia.
Untuk mengantisipasi dampak bencana di Banten, khususnya di Kota Cilegon, BMKG sudah dua tahun terakhir menggencarkan mitigasi bencana. Termasuk juga di sepanjang pesisir pantai di Banten dan Lampung yang rawan bencana.
ADVERTISEMENT
Beberapa alat juga dipasang, seperti pendeteksi tsunami dan seismometer untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah.
"Kami sejak 2 tahun yang lalu meningkatkan mitigasi ini terutama di Cilegon dan sepanjang pantai Banten dan Lampung yang telah terpasang, antara lain ada satu radar untuk mendeteksi tsunami, kemudian ada lebih dari beberapa alat, puluhan alat untuk mendeteksi muka air laut termasuk juga beberapa seismometer. Sekitar 6-10 seismograf yang terpasang di sekitar pantai tersebut," tutup dia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Banten mengalami sederetan bencana alam. Seperti misalnya, tsunami Banten pada tahun 2018 yang diakibatkan letusan Gunung Anak Krakatau. Saat sebelum tsunami terjadi, BMKG tidak mendapati adanya rekaman gempa tektonik. Tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena letusan Gunung Anak Krakatau.
ADVERTISEMENT
Di awal tahun 2022, Banten juga diguncang gempa 6,6 magnitudo yang getarannya terasa hingga Jakarta dan beberapa wilayah di Jawa Barat.