news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

BMKG Wanti-wanti Banjir Jabodetabek Tak Lagi Jadi 'Event' 5 Tahunan

24 Maret 2025 10:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar webinar dengan tajuk “Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem.
ADVERTISEMENT
Webinar tersebut membahas faktor-faktor terjadinya cuaca ekstrem yang juga menjadi salah satu penyebab banjir di beberapa wilayah Jabodetabek beberapa waktu belakangan.
Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, tercatat peningkatan suhu permukaan udara yang cukup melonjak. Hal itu menjadi salah satu faktor penyebab risiko kekeringan yang memicu potensi banjir.
“10 tahun terakhir ini peningkatan suhu permukaan udara itu adalah permukaan bumi ya adalah semakin melonjak sebagai suhu terpanas dan tahun 2023 adalah tahun El Nino dan tahun 2004 adalah peralihan menuju kondisi La Nina. Fase-fase tersebut mengakibatkan risiko-risiko kekeringan dan banjir di wilayah dunia tidak hanya Indonesia,” kata Dwikorita dalam webinar secara virtual, Senin (24/3).
Warga beraktivitas usai dilanda banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dwikorita menyebutkan, banjir di Jabodetabek itu yang dikenal sebagai banjir lima tahunan, apabila tidak dimitigasi dari sekarang untuk menjaga lingkungan, maka, kata dia, ke depannya bukan lagi istilah banjir lima tahunan, tapi bisa lebih cepat.
ADVERTISEMENT
“Saat banjir kemarin di Jabodetabek dikatakan itu banjir 5 tahunan, betul artinya 5 tahun itu terjadi banjir namun hal itu tidak akan seperti itu lagi apabila kita tidak mampu mengelola lingkungan kita. Banjir 5 tahunan itu sudah tidak ada, yang tadinya banjir 5 tahunan bisa menjadi 3 tahunan,” paparnya.
“Yang dikhawatirkan banjir yang seperti 5 tahunan dapat terjadi menjadi banjir tiap tahun sehingga muncul sebagai penormalan. jadi jangan sampai setiap tahun ya normalnya kayak gitu, itu yang harus kita cegah bersama,” tutup di