BNN Kaji Tren Peningkatan Penyebaran Narkoba di Wilayah Ibu Kota Baru

5 Desember 2019 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang bukti yang dihadirkan saat Rilis Narkoba di Polda Metro Jaya. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti yang dihadirkan saat Rilis Narkoba di Polda Metro Jaya. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari menyebut wilayah sisi barat Indonesia seperti Pulau Sumatera masih menjadi gerbang utama penyebaran narkoba di Indonesia. Namun Arman mengatakan saat ini BNN menemukan tren pergeseran masuknya narkoba melalui wilayah Kalimantan.
ADVERTISEMENT
"Belakangan ada peningkatan di daerah tengah ke timur Indonesia terutama di wilayah Kalimantan Utara. Kalimantan Utara kalau kita lihat bahwa Kaltara tadinya adalah bagian dari Kaltim," ujar Arman saat ditemui di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
Ia menjelaskan, saat ini BNN tengah menyelidiki apakah bergesernya tren penyebaran narkoba tersebut berkaitan dengan rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke wilayah Kalimantan Timur.
Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Sehubungan peningkatan narkoba yang masuk dari luar negeri dengan cara diselundupkan terutama menggunakan jalur laut ke wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur, kami sedang mengevaluasi apakah ini ada kaitannya dengan rencana pemindahan Ibu Kota Indonesia ke sana," jelasnya.
Berkaca dari kasus penyelundupan yang ditanganinya, biasanya para bandar narkoba akan mencari wilayah yang berpotensi menjadi pasar besar dalam peredaran narkoba.
ADVERTISEMENT
"Di mana kebutuhan meningkat dan tentunya merupakan daerah peningkatan para pemakai atau pencandu narkoba, tentu mereka mengarahkan sindikatnya ke sana karena mereka selalu berpikir bahwa penyalahgunaan narkoba ini adalah bisnis," tutur Arman.
Ilustrasi narkoba. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ia mengungkapkan, sejauh ini narkoba yang dikirim masih berupa narkoba jenis klasik seperti ganja, ekstasi, dan sabu. Barang tersebut dikirim jaringan lokal seperti Kalimantan dan Sulawesi. Namun, mereka juga menemukan ada sindikat internasional yang bermain di negara-negara ASEAN.
"Sumber barang kita duga itu banyak dari Myanmar, Laos, dan Thailand, walaupun masuknya biasanya tetap transit Malaysia," ungkapnya.
Arman mengatakan, distribusi narkoba di wilayah Kalimantan mulai meningkat sejak 2019 lalu. Namun BNN belum bisa memastikan persentase peningkatannya.
Potret Udara Kawasan Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur. Foto: Faiz Zulfikar/kumparan
"Persentase kita belum hitung secara keseluruhan. Tadi yang saya sebutkan dalam beberapa bulan sudah ada ratusan kilogram yang kita sita. Itu akan kita tindak lanjuti bukan hanya terkait dengan tindak pidana narkotikanya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan ibu kota baru di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Keduanya masuk dalam Provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan dimulai tahun 2020 dan pemindahan dilakukan secara bertahap mulai 2024.