BNPB Ungkap Banyaknya Hoaks Seputar Gempa di Lombok

23 Agustus 2018 21:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoax (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoax (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Beredar sejumlah informasi hoaks terkait bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
ADVERTISEMENT
Melalui akun twitternya, @Sutopo_PN ia meminta masyarakat untuk menghindari informasi palsu (hoaks) terkait gempa di Lombok. Ia heran mengapa di saat bencana besar, banyak sekali informasi bohong beredar luas.
"Ini hoaks. Jika menerima hal ini abaikan. Tanyakan ke BMKG sebagai institusi berwenang menangani peringatan gempa di Indonesia," tulis Sutopo," kamis (23/8).
"Mengapa hoaks begitu marak saat bencana? Di saat orang menderita tertimpa bencana, masih saja disebarkan berita-berita bohong dan menyesatkan," tulisnya lagi.
Salah satu informasi hoaks yang diunggahnya di akun twitternya antara lain kabar tanah dasar laut Mandalika, NTB yang terbelah cukup besar hingga ribuan meter ke Pulau Jawa. Diceritakan, retakan tersebut berdasarkan temuan dari robot yang diturunkan ke dalam laut oleh para ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Pengunggah informasi palsu itu meminta pihak TNI dan BMKG mengungsikan para penduduk. Hal tersebut lantaran ada kekhawatiran gempa berkekuatan besar yang menyebabkan tsunami.
Selain itu, Sutopo juga menyampaikan ada informasi palsu yang mengatakan PLN memasang perangkat deteksi dini gempa. Digambarkan, jika ada tanda mati lampu dilanjutkan lampu yang berkedip ia meminta masyarakat untuk keluar karena kemungkinan gempa besar akan terjadi.
"Ini hoaks. Abaikan saja. Jangan ikut menyebarkan," kata Sutopo.
"Sehubungan dengan isu adanya sensor gempa di Sambelia, bahwa PLN tidak pernah membuat pernyataan tersebut. Kondisi yang sebenarnya adalah saat terjadi gempa, sistem bekerja otomatis untuk mematikan perangkat listrik untuk keamanan," ujarnya.