BNPB Ungkap Bencana Banjir Kalsel Pernah Terjadi 92 Tahun Lalu

2 Februari 2021 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota TNI AD memberikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (26/1).  Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anggota TNI AD memberikan bantuan sembako kepada warga yang terdampak banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Selasa (26/1). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Banjir Kalsel menjadi pembicaraan nasional. Isu yang mengemuka perihal kerusakan lingkungan menjadi penyebab.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Plt Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, Banjir Kalsel telah terjadi pada 92 tahun lalu di Indonesia tepatnya saat Belanda masih menduduki nusantara.
"Tentunya dalam pembelajaran apa yang bisa kita dari Kalimantan Selatan dan konon memang secara history 92 tahun yang lalu pernah terjadi banjir juga dan sempat melumpuhkan pusat-pusat yang ada di Kalimantan Selatan pusat perkotaan di zaman Belanda saat itu," ujar Jati dalam Focus Group Discussion (FGD) banjir di Kalimantan Selatan secara virtual, Selasa (2/2/2021).
Mengingat banjir adalah bencana alam yang terus berulang dan hampir terjadi tiap tahunnya, tindakan mitigasi menurut Jati, wajib diperkuat oleh seluruh pihak termasuk pemerintahan daerah.
Sejumlah warga mendatangi helikopter BNPB saat tiba mengantarkan logistik bantuan korban banjir bandang di Desa Datar Ajab, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. Foto: Bayu Pratama S/Antara Foto
Hal itu ditujukan agar hal serupa tak menjadi ancaman tahunan bagi masyarakat, termasuk bagi rumah dan mata pencaharian mereka.
ADVERTISEMENT
"Artinya memang ini akan berulang kita lihat dari sejarah dan apa yang harus dilakukan supaya mitigasi dan pencegahan dapat dilakukan," ucap Jati.
Terakhir, untuk provinsi Kalimantan Selatan tingginya potensi terjadinya bencana banjir menurut Jati harusnya dapat jadi patokan bagi pemda dalam menyusun rencana mitigasi bencana.
Hal itu diperlukan untuk memastikan seluruh penyebab banjir dapat tertangani dengan baik sehingga potensi banjir tahunan pun dapat ditekan.
Presiden Joko Widodo yang berada di dalam mobil kepresidenan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
"Jumlah kejadian banjir di Kalimantan Selatan yang dari tahun ke tahun cukup meningkat, jadi kalau kita lihat kejadian 2018-2020 ada beberapa kabupaten kota yang jadi langganan kejadian banjir jadi total memang sampai 2020 ada 73 kali banjir," kata Jati.
"Catatan kami juga menunjukkan bahwa data pengungsi banjir dan kemudian juga di Kalimantan Selatan ini cukup meningkat artinya memang ada upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah penanganan bencana di Kalimantan Selatan terkait dengan itu," tutupnya.
ADVERTISEMENT