BNPT Temukan Ada Peningkatan Proses Radikalisasi di Kalangan Remaja

27 Juni 2024 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Kerja BNN dan BNPT dengan Komisi III DPR RI, Senin (10/6/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Kerja BNN dan BNPT dengan Komisi III DPR RI, Senin (10/6/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT, Komjen Pol Rycko Amelza mengungkapkan telah terjadi pola serangan terorisme belakangan terakhir. Dia menyebut, saat ini pola yang digunakan menggunakan cara yang lebih halus.
ADVERTISEMENT
Rycko mengatakan bahwa perubahan pola dari tindakan terorisme dari hard attack menjadi soft attack ini karena budaya masyarakat Indonesia yang gemar gotong royong. Sehingga, pola serangan soft attack terjadi dengan tujuan untuk melunturkan pemahaman kebangsaan.
“Jadi sel teroris ini dengan para tokoh tokoh intelektual nya paham betul Indonesia ini tidak bisa dihancurkan dengan open attack,” kata Rycko saat menjawab pertanyaan dari Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Doorstop Kepala BNPT, Rycko Amelza Dahniel, Senin (25/3/2024) Foto: Jonathan Devin/kumparan
“Bangsa Indonesia gak takut dengan serangan terbuka, jeger mungkin tiarap, habis tiarap berdiri selfie, belum ada tukang kue cucur, tukang bakso, tukang soto datang semua ke tkp campur dengan petugas,” sambungnya.
Selain itu, Rycko juga mengungkapkan bahwa salah satu upaya terorisme itu saat ini adalah dengan memberikan pemahaman radikalisme. Ia menyebut, perempuan, anak-anak dan remaja menjadi kelompok yang paling rentan terpapar radikalisme.
ADVERTISEMENT
“Kami melakukan penelitian di kalangan remaja baru untuk kalangan anak-anak SMA, di kota-kota besar Indonesia,” kata dia.
“Kami teliti sejak 2016 itu ternyata terjadi peningkatan proses radikalisasi di kalangan remaja, anak-anak dan perempuan,” tutup dia.