BNPT Waspadai Dampak Kematian Baghdadi Terhadap Indonesia

28 Oktober 2019 15:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria mengaku sebagai pemimpin ISIS Abu Bakr al - Baghdadi, gambar diambil pada 5 Juli 2014. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria mengaku sebagai pemimpin ISIS Abu Bakr al - Baghdadi, gambar diambil pada 5 Juli 2014. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan mereka tidak akan lengah dalam upaya pemberantasan terorisme. Hal tersebut disampaikan menyusul kabar tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Bahgdadi dalam serbuan pasukan Amerika Serikat di Suriah.
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan mereka akan tetap berhati-hati dalam menghadapi penyebaran ideologi ISIS. Di samping itu, BNPT akan terus memperhatikan dampak yang berpotensi muncul setelah pemimpin Baghdadi tewas.
“Kita sudah mendengar itu tapi kita tetap harus tidak boleh underestimate kita memperhatikan apa yang akan terjadi setelah itu,” kata Suhardi usai menghadiri acara penandatangan kesepakatan dengan Maroko di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
“Kita harus hati-hati karena kan juga itu akan berdampak. Sekarang ini semua masalah kan sifatnya global, kejadian di Timur Tengah juga berdampaknya ke dalam negeri contohnya, seluruh dunia saya rasa bukan cuma Indonesia, tadi Maroko juga menyatakan permasalahan itu menjadi permasalahan nasional mereka juga,” sambung Suhardi.
ADVERTISEMENT
Suhardi juga memastikan pemerintah tak akan menurunkan skala pengawasan dalam penyebaran paham radikalisme. Menurutnya, meski pemimpin ISIS telah dinyatakan tewas, namun ideologi tersebut masih tetap ada dan terus berkembang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH. Foto: Dok. BNPT
“Kita tidak boleh underestimate, itu kan pasti ada, kita berhadapan dengan ideologi mindset, jadi kita tidak boleh lengah sama sekali, tentunya bagaimana kita mengenali dan mereduksi semua tanpa mesti ribut-ribut, bagaimana kita menetralisir itu semua, dan bagaimana supaya kita treatment yang pas untuk itu,” ujar Suhardi.
Kewaspadaan ini tidak hanya dilakukan oleh Indonesia. Beberapa negara khawatir kematian Baghdadi akan jadi alat propaganda untuk melakukan serangan pembalasan. Pemerintah Prancis, contohnya, telah mengeluarkan perintah kepada polisi untuk waspada serangan teroris.
"Ada potensi peningkatan propaganda jihadis menyusul kematiannya, kemungkinan seruan balas dendam, memerlukan kewaspadaan tingkat tinggi, terutama pada acara publik," kata Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner dalam suratnya kepada kepolisian yang dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
Suhardi mengatakan mereka akan terus memantau perkembangan situasi usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian Baghdadi. BNPT, lanjut dia, akan bekerja sama dengan perwakilan Indonesia dan pihak terkait di luar negeri, termasuk yang berada di Suriah dan Irak.
"Termasuk kita akan kirim tim untuk memantau situasi terakhir," kata Suhardi.
Baghdadi dikabarkan tewas di suatu desa di Suriah dalam serangan yang dilakukan AS. Ia dilaporkan meledakkan diri bersama tiga anaknya saat terkepung pasukan elite AS, Delta Force.