Bobby soal Isu Menang Pilgub Sumut Efek Partai Cokelat: Apa Itu?

29 November 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi (kiri) bersama menantunya, Bobby Nasution di Medan,  November 2024. Foto: Instagram/@bobbynst
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi (kiri) bersama menantunya, Bobby Nasution di Medan, November 2024. Foto: Instagram/@bobbynst
ADVERTISEMENT
Cagub Sumut Bobby Nasution enggan berkomentar soal tudingan PDIP yang menyebut ia dan wakilnya, Surya, menang di Pilgub Sumut efek dari pengerahan ‘Partai Cokelat' atau Parcok — istilah yang dialamatkan ke Polri.
ADVERTISEMENT
Tudingan ini sebelumnya disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
“Apa itu Partai Cokelat?” tanya balik Bobby di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, pada Jumat (29/11).
Bobby tidak bicara banyak lalu langsung naik mobil bersama mertuanya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Sebelumnya, Jokowi memberikan selamat kepada menantunya, Bobby, atas kemenangan Bobby-Surya dalam hitung cepat. Di quick count Indikator, Bobby-Surya unggul telak di angka 63 persen. sementara Edy Rahmayadi-Hasan Basri hanya 37 persen.
“Selamat,” kata Jokowi sambil tertawa.
Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Masjid Raya Al Mashun, Kota Medan, pada Jumat (29/11/2024). Foto: Tri Vosa Fabiola Ginting/kumparan
“Yang menang tetap harus rendah hati. Yang kalah nanti bisa menunggu lima tahun lagi untuk berkompetisi lagi,” sambungnya.
Tudingan PDIP
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat bicara soal 'kekalahan' jagoannya Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala di Pilgub Sumut dari Bobby Nasution-Surya. Menurutnya, ada banyak pelanggaran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Djarot menegaskan, banyak hal yang tak baik dari kemenangan Bobby di Sumut. Apalagi Bobby merupakan menantu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
"Kasus di Sumatera Utara itu sangat jelas, kita sendiri berhadapan dengan Mas Bobby Nasution mantu mantan Presiden Jokowi. Maka berbagai macam cara dilakukan untuk bisa-bisa memenangkan Bobby menggunakan faktor kondisi bansos, menggunakan Pj kepada daerah-daerah dan desa," urainya.
Ia juga menyinggung soal adanya intimidasi. Djarot juga membahas peran 'Partai Cokelat'.
"Termasuk juga intimidasi Partai Cokelat kepada pemerintah desa di sana untuk dijadikan sebagai tim sukses di dalam pemungutan suara dan ada oknum-oknum di polsek untuk mengamankan suara itu," ungkap dia.