Bocah Korban Bom di Pasuruan Kesehatannya Membaik, Butuh Pemulihan

11 Juli 2018 11:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Hampir sepekan berlalu sejak pengeboman terjadi di Pasuruan, Jawa Timur, di sebuah kontrakan yang dihuni terduga teroris Abdullah alias Anwar alias Anwardi dan keluarganya. Polisi juga masih belum menemukan Anwar yang kabur usai kejadian bom meledak.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, kondisi bocah yang menjadi korban bom meledak semakin membaik. Bocah yang merupakan anak pelaku itu diketahui mengalami luka di bagian wajah dan kakinya akibat ledakan bom.
"Kalau dari dinas sudah ada, dan unit PPA saya melakukan pendampingan untuk trauma psikisnya," ujar Frans Barung saat dihubungi kumparan, Rabu (11/7).
Namun, anak laki-laki berusia 6 tahun ini akan mendapatkan perawatan yang berbeda dengan anak bomber Surabaya dan Sidoarjo. Frans beralasan, kedua orang tuanya saat ini masih dalam kondisi hidup.
Anak kecil korban ledakan di Pasuruan (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Anak kecil korban ledakan di Pasuruan (Foto: Istimewa)
"Ada yang sama ada yang tidak sama, proses pemulihan melalui mekanisme yang sama, pemulihan psikis juga. Kita pantau nanti perkembangannya," kata Frans.
ADVERTISEMENT
Polisi menduga Anwar masih berada di kawasan Jawa Timur. Polda Jatim juga telah membentuk satgas antiteror sebagai tindakan proaktif dan preventif guna membantu Densus 88 memburu pelaku.
"Pengejarannya masih terus di sekitar Jawa Timur. Kita juga membentuk Satgas Antiteror Polda Jatim, penindakan tetap dilakukan Densus, tapi kami yang melakukan pencegahan," jelasnya.
Pembentukan satgas bertujuan membangkitkan kebiasan masyarakat agar lebih waspada terhadap hal-hal berbau terorisme. Frans berharap masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, karena rata-rata pelaku bom tinggal di tengah permukiman padat atau perumahan.
Lokasi ledakan di Pasuruan. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi ledakan di Pasuruan. (Foto: Istimewa)
"Tujuannya agar masyarakat waspada dan peduli terhadap lingkungan, jadi tidak cuek karena beberapa TKP bom atau domisili pelaku bom yang lalu. Itu kan di perumahan yang ramai. Sifatnya pencegahan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Frans menduga karakter masyarakat masih cenderung individualistis, sehingga kurang peka dengan aktivitas sehari-hari tetangganya. Padahal, masyarakat memiliki peran penting dalam menciptakan keamanan di lingkungannya masing-masing.
"Bagaimana tetangga dekat bisa nggak ngerti aktivitas sehari-harinya (teroris). Itu kan ciri-ciri masyarakat modern," ucap Frans.
"Seperti pesan bapak Kapolda (Irjen Pol Machfud Arifin) jika ketertiban dan keamanan Jawa Timur bukan tergantung pada kekuatan aparatnya, tetapi seberapa besar keinginan masyarakat itu sendiri untuk mengamankan diri," tutupnya.