Boris Johnson Batal Calonkan Diri, Rishi Sunak Siap Jadi PM Inggris

24 Oktober 2022 12:20 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kandidat pemimpin konservatif Rishi Sunak meninggalkan gedung perkantoran di London, Inggris. Foto: John Sibley/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat pemimpin konservatif Rishi Sunak meninggalkan gedung perkantoran di London, Inggris. Foto: John Sibley/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Menteri Keuangan Inggris, Rishi sunak, siap mengambil alih pemerintahan negara tersebut usai mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, secara dramatis mengesampingkan ambisinya untuk kembali menempati jabatan itu pada Senin (24/10).
ADVERTISEMENT
Kompetisi tersebut dipicu oleh pengunduran diri Liz Truss pada Kamis (20/10). Partai Konservatif yang berkuasa lantas harus menggelar pemungutan suara untuk menemukan pengganti Truss. Pemimpin partai itu akan secara otomatis mengisi jabatan PM Inggris.
Truss terdesak untuk mengambil keputusan itu setelah usulan pemotongan pajaknya memperburuk krisis biaya hidup di Inggris. Johnson dapat memanfaatkan situasi untuk kembali ke kekuasaan, tetapi kebangkitannya diyakini hanya akan melanjutkan kekacauan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, bersama istrinya Carrie Johnson, menyapa orang-orang setelah menyampaikan pidato pada hari terakhirnya di kantor, di luar Downing Street, di London, Inggris, Selasa (6/9/2022). Foto: Henry Nicholls/REUTERS
Anggota parlemen Partai Konservatif memprediksi gelombang pengunduran diri di bawah kepemimpinan Johnson. Skenario itu dapat mengarah pada tuntutan pemilu dini dari partai-partai oposisi. Pemilu seharusnya baru jatuh tempo setidaknya dalam dua tahun.
Sekutu-sekutu Johnson lantas mengalihkan dukungan mereka kepada Sunak. Sebagian dari mereka bahkan menentang kembalinya mantan pemimpin tersebut secara terbuka.
ADVERTISEMENT
"Anda tidak dapat memerintah secara efektif kecuali Anda memiliki partai yang bersatu di parlemen," ujar Johnson, dikutip dari AFP, Senin (24/10).
"Saya yakin saya memiliki banyak hal untuk ditawarkan, tetapi saya khawatir ini bukan waktu yang tepat," tambah dia.
Perdana Menteri Inggris, Liz Truss menyampaikan pidato pengunduran dirinya di luar 10 Downing Street, London, Britania Raya, Kamis (20/10/2022). Foto: Daniel LEAL/AFP
Untuk memenangkannya, seorang kandidat harus terlebih dahulu menjaring dukungan dari setidaknya seratus orang dalam pemungutan suara oleh 357 anggota parlemen Partai Konservatif pada Senin (24/10). Sunak sudah memenuhi syarat tersebut.
Sunak mengumpulkan hampir 150 nominasi publik dari anggota parlemen Partai Konservatif Jumat (21/10). Sunak kini hanya memiliki satu pesaing, yakni anggota kabinet, Penny Mordaunt.
Mordaunt sedang berjuang untuk mendapatkan momentum dalam kampanyenya. Pasalnya, Mordaunt baru menarik puluhan nominasi publik dari sesama anggota parlemen Partai Konservatif.
ADVERTISEMENT
Berbagai krisis yang menghantam Inggris pun mendesak Mordaunt untuk mundur dari kesempatan untuk meraih kepemimpinan demi mengakhiri kompetisi itu sesegera mungkin.
Penny Mordaunt Foto: REUTERS/Andrew Kelly
Jika perempuan berusia 49 tahun tersebut menolak dan mengumpulkan seratus nominasi, maka pemimpin selanjutnya akan diputuskan dalam pemungutan suara oleh 170.000 anggota Partai Konservatif. Hasil pemilihan itu akan diumumkan pada Jumat (28/10).
Sebelumnya, Sunak juga mencalonkan diri untuk menggantikan Johnson pada September. Walau mengamankan banyak dukungan di antara anggota parlemen, dia dikalahkan oleh Truss.
Sejauh ini, Mordaunt tampak berniat melanjutkan kompetisi dengan dua partisipan tersebut. Jajak pendapat menunjukkan, Partai Konservatif dapat meraup keuntungan dengan perubahan pemimpin setelah posisi mereka terperosok akibat kesalahan Truss.
"Penny adalah kandidat pemersatu yang kemungkinan besar akan menyatukan sayap Partai Konservatif," ungkap seorang sumber dalam kampanye pemilihan setelah penarikan diri Johnson.
ADVERTISEMENT
"Jajak pendapat menunjukkan bahwa dia adalah kandidat yang paling mungkin untuk mempertahankan kursi yang diperoleh Partai Konservatif pada 2019," lanjut dia.