Bullying di Bandung Diduga Terinspirasi Permainan 'Pukul Helm' Uji Kegantengan

20 November 2022 14:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perundungan atau bullying. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perundungan atau bullying. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Aksi bullying atau perundungan terjadi di SMP Baiturrahman, Kota Bandung, Jawa Barat. Polisi sudah mengamankan pelaku dalam aksi perundungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Aksi perundungan ini diduga dilakukan pelaku karena terinspirasi dari sebuah permainan yang ramai di media sosial. Game tersebut adalah pukul helm.
Ayah korban, Aming Yudarmi, membenarkan sang anak ikut bermain permainan itu.
“Kalau yang dipasang helm itu [ujarnya] uji kegantengan katanya. Nah ini [pelaku] yang mukul helm dari belakang coba tebak siapa orangnya gitu. Kalau ketebak, gantian,” kata dia saat dihubungi kumparan, Minggu (20/11).
Yudarmi menjelaskan, awalnya anaknya tak mau bermain permainan itu. Aksi perundungan tersebut terjadi saat jam pergantian pelajaran.
“Tapi kejadian itu hanya permainan saja, tapi di situ posisinya anak saya enggak mau, ia menolak, [karena] iya lagi pasang sepatu juga kan kelihatan tuh. Nah mereka habis olahraga, pergantian jam pelajaran,” ucap Yudarmi.
Aming Yudarmi, ayah dari korban bully di SMP Baiturrahman, Kota Bandung. Foto: Dok. Istimewa
Meski begitu ia menyayangkan permainan ini justru menimbulkan korban. Yudarmi juga memastikan anaknya dan pelaku tak pernah memilki masalah apa pun.
ADVERTISEMENT
“Jadi si pelaku mungkin enggak tahu kenapa akhirnya dia sampai begitu. Terus itu pun kata anak-anak enggak pingsan kok cuma pusing,” ujarnya.
“Akhirnya dengan melihat kondisi si pelaku, sebenarnya seperti apa pun kondisinya kekerasan mah enggak ada di pikirannya, namun ya tindakan tersebut sudah terjadi,” sambungnya.
Yudarmi juga bercerita soal pelaku yang tak merasa bersalah saat dimintai keterangannya di Polsek Ujungberung. Bahkan, lanjut dia, pelaku itu masih sempat bercanda gurau.
“Kemarin dikasih makan sama polisi, makan itu satu meja oleh si pelaku dan sama teman-temannya di sekolah. Malah ketawa-ketawa, setelah makan ke kamar mandi tuh berempat bareng. Saya perhatiin dari jauh takut ada apa-apa kan, malah foto-fotoan dari belakang,” ucap Yudarmi.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Yudarmi menyebut kejadian itu sudah di luar batas. Meski, hal tersebut awalnya adalah ketidaksengajaan.
“Tapi walaupun seperti itu [dibecandakan] tapi kenyataan di pikiran itu memang sudah kekerasan,” tuturnya.
“Dari pertama iya [amarah] saya memuncak, karena sudah tahu ini. Karena sudah tahu sudah kenal gini. Tapi kata polisi tadi ya ini masalahnya tidak bisa sampai di sini, masalahnya sudah viral,” tandas Yudarmi.
Saat ini, kasus dugaan perundungan ini masih diproses polisi. Tak menutup kemungkinan kasus tersebut bakal ditingkatkan oleh polisi dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan.
Reporter: Arif Syamsul Ma’arif