Buntut Tragedi Sate 'Beracun', Gojek Minta Pengemudi Tak Terima Order Offline

30 April 2021 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gojek. Foto: Beawiharta/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gojek. Foto: Beawiharta/REUTERS
ADVERTISEMENT
Head of Corporate Affairs Gojek Jabar, Jateng dan DI Yogyakarta, Arum K Prasodjo menyampaikan duka mendalam atas tragedi sate beracun di Bantul yang menewaskan N (10) anak seorang driver Gojek di Sewon, Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
Arum mengimbau agar setiap mitra Gojek tidak menerima order offline.
"Kami turut berduka cita nggih dengan apa yang terjadi pada mitra kami. Kami sedih juga ya kondisinya. Karena biar bagaimana pun kan beliau juga mitra kami juga, keluarga, ada turut berduka cita dan ada support juga dari kami," kata Arum dihubungi, Jumat (30/4).
Soal orderan offline ini, Arum menjelaskan sejak awal pihaknya sudah mengimbau mitra untuk tidak menerima orderan di luar aplikasi. Hal itu sudah diimbau jauh sebelum kasus ini.
"Sejak awal pun, kami sudah mengingatkan pada mitra toh karena ini kepentingan juga mitra ya untuk tidak melakukan transaksi di luar dari aplikasi," ujarnya.
Di dalam tata tertib juga tidak membolehkan mitra menerima order di luar aplikasi.
Bandiman (47) ayah dari N (10), bocah yang tewas usai makan bumbu sate beracun. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Hal-hal seperti inilah yang kita hindari, kalau di luar aplikasi kita tidak bisa tracing, tracking, dan ada kemungkinan barang dan sesuatu yang dikirimnya itu kan kita tidak bisa mengetahui, ya kita menjagalah mengantisipasi," katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan peristiwa ini, pihaknya akan kembali melakukan edukasi yang lebih gencar ke mitra. Dia harap peristiwa kemarin menjadi pembelajaran bagi mitra-mitra lain untuk lebih waspada dan berhati-hati.
"Paling tidak toh tata tertib itu dibuat juga sebenarnya untuk kebaikan, maksudnya kebaikan semua pihak. Dalam hal ini baik mitra, pelanggan, dan Gojek juga karena elemennya tiga tersebut," katanya.
Kepada mitra, Arum meminta untuk tidak segan menolak jika ada orderan offline.
Soal kasus yang terjadi di Bantul dia menyerahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian. Akan tetapi pihaknya tetap akan memberikan dukungan moril.
Ilustrasi sate. Foto: Bella Cynthia/kumparan
"Karena sebagai ikatan sebagai mitra jadi kami tetap memberikan dukungan kepada mereka, dan sepenuhnya menyerahkan kepada pihak kepolisian," ujarnya.
"Jika diperlukan oleh kepolisian untuk membantu proses kami siap. Dari kami kurang lebih seperti itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Soal apakah Gojek akan memberikan pendampingan hukum, Arum mengaku masih menunggu hasil penyelidikan kepolisian.
"Masih dalam proses penyidikan ya jadi saat ini kami menunggu dulu dari pihak kepolisian," pungkasnya.
Kasus ini bermula dari Bandiman (47) ayah N yang menerima order offline di seputaran Stadion Mandala Krida Yogyakarta. Dia dihampiri seorang perempuan misterius.
Perempuan itu lantas meminta Bandiman mengantar makanan takjil ke sebuah perumahan d Kasihan, Bantul kepada orang yang bernama Tomy. Perempuan itu hanya berpesan bahwa takjil dari 'Hamid dari Pakualaman'.
Sesampai di lokasi, Tomy sedang di luar kota. Istri Tomy tidak mau menerima kiriman makanan tersebut lantaran merasa tidak tahu siapa pengirimnya. Begitu pula Tomy ketika saat itu dihubungi mengaku tidak kenal.
ADVERTISEMENT
Istri Tomy menganjurkan takjil dibawa pulang saja. Bandiman pun pulang dan sate disantap keluarga. N, anak kedua Bandiman kolaps ketika memakan bumbu sate. Sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tidak tertolong.