Bus Trans Metro Pasundan Kembali Diadang Sopir Angkot di Cimahi

16 April 2022 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa kesiapan fasilitas bus Trans Metro Pasundan saat peresmian di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa kesiapan fasilitas bus Trans Metro Pasundan saat peresmian di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Sebuah video memperlihatkan bus Trans Metro Pasundan (TMP) Koridor 2D Kotabaru-Alun alun diadang sopir angkot jurusan Cimahi-Leuwipanjang di depan halte SMPN 6 Cimahi, Jalan Gatot Subroto, Kota Cimahi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Aksi adang itu dilakukan oleh sejumlah sopir angkot yang menolak keberadaan bus Trans Metro Pasundan.
“Trans Metro Pasundan koridor 2D Kotabaru-Alun Alun diadang lagi oleh angkot, kali ini angkot Cimahi Leuwipanjang. Penumpang dipaksa turun, pramudi dimaki. Lokasi: Halte SMPN 6 Cimahi, JI. Gatot Subroto, Cimahi. Diketahui angkot yang mengadang menggunakan pelat bodong,” tulis keterangan video yang diunggah akun Instagram @transportforbandung, Sabtu (16/4).
Sebelumnya, hal serupa pernah terjadi pada Bus TMP 3D Baleendah-BEC pada Jumat (8/4) lalu. Saat itu bus diadang di Kompleks Permata Buahbatu.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Asep Kuswara merespons peristiwa yang berulang ini dengan merencanakan rapat bersama pihak terkait.
"Untuk menyelesaikannya, kami akan segera menggelar rapat koordinasi teknis dengan Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan kabupaten/kota, dan berbagai pihak terkait untuk segera menyusun dan menerapkan strategi penanganan dari permasalahan ini," ujar Asep saat dikonfirmasi belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, Bus Trans Metro Pasundan baru kembali beroperasi pada Jumat (8/4). Sepekan beroperasi, bus telah dua kali diadang oleh sopir angkot. Mereka menolak kehadiran TMP lantaran dinilai akan mematikan usaha angkot.
Reporter: Ulfah Salsabila