Buwas Tegaskan Video Pramuka Teriak "2019 Ganti Presiden" Hoaks

16 Oktober 2018 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kakwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso saat klarifikasi video anak-anak berseragam pramuka teriak ganti presiden di kantor Kwarnas Gerakan Pramuka, Selasa (16/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kakwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso saat klarifikasi video anak-anak berseragam pramuka teriak ganti presiden di kantor Kwarnas Gerakan Pramuka, Selasa (16/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah video berdurasi 20 detik yang menampilkan sejumlah siswa berseragam seperti Pramuka sambil meneriakkan yel-yel "2019 ganti presiden" viral di media sosial. Video ini menuai pro-kontra karena dianggap melibatkan Pramuka di dalam politik praktis.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut,Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Budi Waseso (Buwas) memastikan, sekelompok siswa berseragam dalam video tersebut bukanlah bagian dari Pramuka.
"Dari hasil pendalaman tim, dari Kwarnas dan Kwarda wilayah kita berkesimpulan bahwa mereka bukan Pramuka," ujar Buwas di Gedung Kwarnas, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Selasa (16/10).
Buwas menjelaskan, seragam yang dikenakan orang-orang dalam video tersebut tidak sesuai dengan ciri-ciri seragam Pramuka yang pada umumnya digunakan.
"Tidak ada tanda badge (lencana) kwartir daerah ya, kwartir cabang, ini yang harus kita pahami. Terus nomor gudep juga tidak pakai, tidak ada. Kemudian tidak pakai tutup kepala sebagaimana mestinya, juga tidak ada logo boy scout," jelas Buwas.
"Jadi kita temukan dalam kegiatan itu tidak ada orang dewasa yg berseragam Pramuka. Karena setiap ada kegiatan Pramuka pasti ada tim pembinannya, baik itu siaga maupun penggalang," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Mantan Kepala BNN ini mengimbau masyarakat untuk tidak mengaitkan Pramuka dengan kegiatan politik. Menurutnya, Pramuka adalah gerakan yang bekerja untuk bangsa dan negara bukan sekelompok orang maupun pribadi.
"Jangan sampai nanti ada pemikiran Pramuka melakukan kegiatan seperti itu. Sekali lagi saya pastikan itu bukan Pramuka," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Kwarda Jawa Timur Saifullah Yusuf menyesalkan beredar nya video tersebut. Ia meminta Buwas untuk segera melakukan penindakan terkait video itu.