Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
M Prasetyo resmi menyerahkan jabatannya sebagai Jaksa Agung kepada ST Burhanuddin pada Senin (28/10) pagi.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato perpisahannya, Prasetyo mengaku tenang karena penggantinya berlatar belakang jaksa. Sehingga ia percaya Burhanuddin yang merupakan mantan Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara, tahu apa yang harus diperbaiki.
Prasetyo juga berkelakar mengenai salah satu syarat sebagai Jaksa Agung , yakni memiliki kumis. Hal itu pula yang membuatnya dan Burhanuddin dipilih Jokowi sebagai Jaksa Agung. Meski, menurut Prasetyo, kumisnya tak selebat Burhanuddin.
"Kita syukuri juga kejaksaan ditangani lagi oleh orang dalam. Jadi kebetulan kita punya ciri biologis yang sama. Saya dengar di sosmed kenapa Jokowi milih Burhanuddin, karena beliau (Burhanuddin) punya kumis," canda Prasetyo di Badiklat Kejaksaan RI, Jakarta Selatan.
"Saya punya kumis, tapi kalah lebat dengan beliau. Jadi kalau mau jadi jaksa agung, punya kumislah," lanjut jaksa penggemar ikan koi itu disambut tawa para tamu yang hadir.
ADVERTISEMENT
Tak hanya bergurau di hari terakhirnya, eks politikus NasDem itu juga bercerita kisahnya saat memulai karier menjadi jaksa. Kala itu, Prasetyo mengaku sama sekali tak berpikir menjadi jaksa. Ia mengadu nasib ke Jakarta hanya untuk bekerja apa pun usai lulus kuliah.
Bahkan, Prasetyo menyiapkan ratusan map lamaran tanpa alamat yang dibawa ke Jakarta. Kemudian setiba di Jakarta, Prasetyo mengenang saat ia salah naik bus yang malah mengantarnya ke kantor Kejagung.
"Saya waktu itu dari Lapangan Banteng naik bus PPD, ternyata salah jurusan. Jadi waktu itu sebenarnya saya mau menuju ke Jalan Proklamasi, tetapi kemudian kok naik bus langsung ke Blok M," kenangnya.
"Waktu saya lihat gedung paling tinggi ada kejaksaan kita sekarang itu. Dari atas mobil saya lihat bergerombol (orang) bawa map, wah saya pikir ini pasti ada lamaran. Buru-buru saya loncat, saya masuk kantor itu dengan takut-takut dan betul ada pendaftaran. Buru-buru saya ambil satu map saya tulis kepada Jaksa Agung RI," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Prasetyo lulus dengan nilai tertinggi waktu itu. Sampai akhirnya ia duduk di jabatan tertinggi selama 5 tahun belakang sebagai Jaksa Agung.