Cara Kreatif Guru Atasi Kejenuhan Murid selama Pembelajaran Jarak Jauh

9 Oktober 2020 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (tengah) dan guru Wiyata Bhakti beristirahat di sela-sela perjalananmengantar lembar tugas siswa secara langsung. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (tengah) dan guru Wiyata Bhakti beristirahat di sela-sela perjalananmengantar lembar tugas siswa secara langsung. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Selama pandemi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) demi menekan penyebaran virus corona. Peran guru dalam menyediakan pembelajaran yang menyenangkan, memerhatikan dan mendukung anak didik yang kesulitan belajar, serta memastikan evaluasi hasil belajar sesuai dengan kurikulum menjadi faktor penting dalam mendukung PJJ.
Meski kondisi ini tidak mudah bagi semua pihak, kreativitas dan inovasi guru merupakan salah satu kunci suksesnya pembelajaran di tengah pandemi.
“Para guru tidak hanya gigih bekerja sendiri, tapi juga bergerak secara kolektif, demi menemukan solusi atas tantangan, demi menemukan inovasi belajar mengajar yang memudahkan. Tidak hanya bagi murid, tapi juga orang tua murid,” ujar Mendikbud, Nadiem Makarim, dalam webinar peringatan Hari Guru Sedunia, Kamis (8/10)
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Prof. Arief Rachman, juga turut menyampaikan apresiasinya kepada para guru karena mampu menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan pembelajaran yang optimal dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.

Cerita para guru mengajar di tengah pandemi

Sesi sharing guru-guru dalam webinar peringatan Hari Guru Sedunia, Kamis (8/10).
Dalam webinar bertema Guru: Memimpin dalam Krisis, Menata Masa Depan Pendidikan di Indonesia ini, terdapat gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari guru-guru berprestasi di tingkat SMA, SMK, dan SLB. Mereka hadir untuk bertukar pengalaman dan saling memberikan semangat untuk seluruh tenaga pendidik di Indonesia.
“Dulu sebelum zona merah, kita buat maksimal tiga orang dalam sehari. Tapi karena sekarang ada zona merah, kita tidak bisa lagi melakukan tatap muka. Kami sudah memanfaatkan teknologi, tapi ada beberapa anak yang tak bisa menggunakannya. Akhirnya, kami datangi rumahnya dan mengajar di sana,” ujar Mohammad Hikmat, guru SLBN Batang, Jawa Tengah.
Hikmat mengaku, situasi pandemi ini juga menyulitkan para orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Karenanya, demi perkembangan anak didiknya saat belajar di rumah, Hikmat dan guru-guru di SLBN Batang memberikan kelonggaran waktu dalam mengumpulkan tugas.
“Situasi ini juga membuat orang tua paham, bagaimana karakteristik anak, cara belajar anak. Ketika orang tua kerja, kami beri fleksibilitas waktu. Kadang ada juga, orang tuanya di rumah, tapi anaknya gak mood. Beberapa disabilitas memang seperti itu dan kami memaklumi. Bahkan kalau mengumpulkan tugas lewat hari, itu tidak apa-apa. Karena kita gak bisa memaksakan kehendak anak, karena mereka berkebutuhan khusus,” jelasnya.
Senada dengan Hikmat, Sry Mulyakurniati juga mengalami tantangan yang sama. Guru SMKN 6 Palembang ini mengaku, anak didiknya banyak yang mengeluh saat mata pelajaran produktif. Sebab, mata pelajaran tersebut mengharuskan praktik agar siswa memahami apa yang diajarkan.
"(Selama PJJ) kendalanya adalah koneksi dan pembelian paket data. Apalagi adanya situasi ini membuat para siswa tidak bisa magang juga selama 6 bulan, karena sektor industri banyak yang tutup, hotel dan restoran juga tutup," cerita Sry.
Namun, Sry tak kehabisan akal. Menyadari kejenuhan anak muridnya jika hanya belajar menggunakan video conference, Sry mengajak mereka membuat tugas yang menyenangkan dan dekat dengan dunia para siswa.
“Misalnya, kemarin saya suruh murid bikin podcast di Youtube mereka. Mereka pilih sendiri bintang tamunya mau siapa, asal tidak perlu tatap muka. Waktu itu juga sempat ada materi mata pelajaran Bahasa Inggris mengenai teks prosedur, saya minta mereka bikin video Tiktok,” jelasnya.
Harti Suprihatin, guru SMPN 14 Bekasi menambahkan, guru harus bisa menyesuaikan kondisi dalam pembelajaran serba teknologi saat masa pandemi seperti ini demi pendidikan anak-anak.
“Jadi untuk menyiasatinya saya lakukan pendekatan, pakai bahasa yang halus dan persuasif biar mau belajar. Karena anak-anak butuh motivasi dari kita, kalau kita gak beradaptasi, bagaimana dengan mereka?” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Mendikbud juga memberikan tips untuk guru dalam melakukan PJJ. Ketujuh tips tersebut yaitu jangan stres, membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil, mencoba project based learning, alokasikan waktu lebih banyak untuk siswa yang belum mengerti, fokus kepada hal-hal penting, sering 'nyontek' sesama guru untuk terus berinovasi, dan yang terakhir tetap have fun saat mengajar.
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nunuk Suryani.
Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nunuk Suryani, mengatakan meski tak mudah, ada banyak pelajaran yang bisa diambil selama pelaksanaan PJJ.
“Guru-guru di Indonesia selalu berusaha untuk bertransformasi dan tidak henti menularkan semangat pada anak-anak dan orang tua di tengah segala keterbatasan,” ujar Nunuk.
Ia juga tidak lupa mengapresiasi peran guru yang amat luar biasa dalam menjalankan tugasnya yang mulia untuk tetap memberikan pendidikan kepada anak-anak. Nunuk berharap, semua guru peserta webinar dapat mengambil manfaat dari sesi gelar wicara bersama guru-guru berprestasi.