Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cara Kreatif Jakarta Intercultural School Buat Siswa Tetap Sehat selama Pandemi
29 Oktober 2021 12:12 WIB
·
waktu baca 4 menitSelama pandemi , kesehatan menjadi prioritas semua orang. Prioritas ini tak hanya dilakukan di lingkungan keluarga, beberapa sekolah juga memperhatikan kesehatan para siswa mereka. Tujuannya, agar kegiatan belajar-mengajar bisa tetap optimal dan terlaksana dengan baik.
Salah satu sekolah yang menyadari pentingnya kesehatan siswa itu adalah Jakarta Intercultural School. Selama menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ ), Jakarta Intercultural School telah mengembangkan beberapa inovasi pada program atletik. JIS percaya, olahraga berkontribusi besar terhadap prestasi akademik dan perkembangan kecerdasan sosial-emosional anak.
JIS Athletics Coordinator, Jake Stockman mengatakan, program inovatif yang diberikan tidak sekadar menjaga kesehatan siswa, ia juga mampu memberikan mereka keterampilan di bidang olahraga, mendorong kepercayaan diri, sekaligus melatih tanggung jawab siswa saat mengambil keputusan.
"Saat mereka (para siswa) belajar memahami gerakan yang diberikan, itu dapat mendorong mereka menetapkan sebuah tujuan olahraga. Ketika melakukan push up misalnya, latihan tersebut mungkin menciptakan banyak kesuksesan (para siswa) di masa depan. Mereka (para siswa) mungkin jadi lebih termotivasi dan mengubah gaya hidup (yang lebih sehat)," jelas Jake.
Lebih lanjut, Jake menjelaskan, guna memberikan metode pendidikan abad 21, Jakarta Intercultural School telah meminjamkan iPad untuk anak kelas 2-4 dan laptop untuk kelas 5-12. Lewat perangkat elektronik tersebut, para guru Pendidikan Jasmani akan memanfaatkan sistem "One-to-One" dan mengajak siswa berkreasi dengan aktivitas fisik selama pembelajaran. Sehingga, pelajaran olahraga tetap menyenangkan meski dilakukan di rumah.
Menurut Jake, aktivitas fisik di tengah pembelajaran merupakan salah satu sarana yang bisa menunjang pembelajaran siswa selama di rumah.
"(Atletik adalah) tentang membuat diri kita terkoordinasi dengan baik sekaligus (sebagai sarana) untuk menambah pengetahuan. Para siswa sekarang memiliki sarana tersebut yang bisa menunjang pembelajaran mereka," lanjutnya.
Para guru pendidikan jasmani Jakarta Intercultural School pun kerap meminta siswa untuk memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah sebagai peralatan olahraga. Agar olahraga di rumah lebih menyenangkan, para siswa diajak untuk membuat permainan baru atau mempresentasikan ide olahraga yang menurut mereka menarik. Dengan begitu, kegiatan belajar-mengajar tidak cuma duduk diam di kursi selama berjam-jam.
PJJ juga tidak menjadi penghalang bagi Jakarta Intercultural School dalam menghadirkan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran. Melalui program JIS Academy & Community Sports, para siswa dapat mencoba berbagai macam aktivitas fisik yang sesuai minat mereka. Mulai dari taekwondo, capoeira, zumba, hingga senam. Semua aktivitas tersebut dilakukan secara online dengan guru, pelatih, maupun atlet yang diundang oleh JIS.
Sementara itu, fasilitas olahraga yang luas di Jakarta Intercultural School pun dapat menyediakan ruang yang cukup bagi siswa untuk berolahraga di luar. Mereka tetap bisa aktif bergerak sambil tetap menjaga jarak fisik yang aman antara satu sama lain. Di Jakarta Intercultural School Cilandak Jakarta Selatan misalnya. JIS memiliki tiga lapangan tenis, tiga lapangan sepak bola, kolam renang, serta trek dan lapangan lari.
Jake mengatakan, JIS siap mengakomodir kegiatan olahraga siswa yang aman saat pemerintah telah memberi sinyal untuk membuka sekolah sepenuhnya. Meski begitu, Jake juga mengimbau agar orang tua tetap berkontribusi dalam kesehatan fisik anak-anak mereka. Sebab, kebugaran jasmani berkaitan erat dengan kesehatan psikologis anak.
"Jangan hanya menyuruh mereka (untuk melakukan sesuatu). Lakukanlah aktivitas fisik bersama, misalnya bermain (dengan anak). Jangan meminta mereka melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan. Sebab, hal itu tidak membangun motivasi mereka (untuk berolahraga)," kata Jake.
Orang tua dapat melakukan percakapan terlebih dahulu sebelum memulai olahraga bersama. Tanyakan kepada anak apa yang mau mereka lakukan dan bagaimana kegiatan tersebut bisa bermanfaat untuk kesehatannya.
"Percakapan dan penetapan tujuan (olahraga) itu mungkin baru bagi Anda. Jika Anda berpikir, 'Ini tidak akan berhasil' — jangan menyerah! Duduklah bersama anak-anak Anda, dan coba pendekatan Anda secara berbeda. Terus berlanjut; suatu saat pasti ada cara yang ‘klik’ dengan kemauan anak," pungkas Jake.
Selain program olahraga, Jakarta Intercultural School juga memiliki serangkaian program menarik yang bisa menumbuhkan kecintaan belajar di kalangan siswa. Untuk mengetahuinya, Anda dapat mendengarkan The JIS Podcast yang telah mengudara di Spotify.
Lewat podcast tersebut, para pengajar dan staf sekolah Jakarta Intercultural School mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan program sekolah yang ada di JIS, pendidikan dan perkembangan anak, hingga pembelajaran yang berkembang di Indonesia.
Tunggu apalagi? Yuk, dengarkan The JIS Podcast di Spotify sekarang!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Jakarta Intercultural School