Cara Sampoerna Academy Tingkatkan Keterampilan Siswa Sekaligus Lestarikan Budaya

5 Oktober 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampoerna Academy Sentul mengadakan Wayang & Gamelan Workshop bertajuk Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang for Indonesian Independence. Foto: Sampoerna Academy
zoom-in-whitePerbesar
Sampoerna Academy Sentul mengadakan Wayang & Gamelan Workshop bertajuk Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang for Indonesian Independence. Foto: Sampoerna Academy
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era perkembangan teknologi yang semakin canggih, proses pembelajaran harus bisa menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan siswa. Metode pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics) pun dianggap menjadi sistem ideal saat ini.
STEAM mendorong siswa agar terbiasa berpikir kritis, menyelesaikan permasalahan, sekaligus mengembangkan sikap kreatif. Jadi tidak hanya belajar di kelas dengan metode menyimak, anak juga diajak untuk bermain, mengamati, dan berkreasi dengan cara mereka sendiri.
Sampoerna Academy menjadi salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran dengan metode STEAM. Saat menerapkan STEAM, Sampoerna Academy memperkuat cara berpikir siswa dengan metode 5C, yaitu creativity, critical thinking, communication, collaboration, dan character.
Menariknya, sistem pembelajaran STEAM di Sampoerna Academy juga mengombinasikan unsur-unsur budaya Indonesia. Tujuannya agar siswa tak hanya berkembang secara optimal, namun juga menumbuhkan apresiasi dan kecintaan terhadap budaya Indonesia, terutama wayang dan gamelan.
Salah satu contoh penerapan komitmen tersebut diwujudkan melalui Wayang & Gamelan Workshop bertajuk Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang for Indonesian Independence. Workshop tersebut saat ini telah diselenggarakan oleh Sampoerna Academy Sentul.
Tidak sendiri, Sampoerna Academy menggandeng Griya Ekalaya, sebuah lembaga seni dan budaya berbasis di Solo, Jawa Tengah, yang bertujuan melestarikan budaya Indonesia, terutama wayang kulit dan gamelan. Para siswa yang ikut workshop budaya ini pun belajar langsung dari para ahlinya. Ada Kitsie Emerson selaku Education Director Griya Seni Ekalaya, serta Artistic Director Griya Ekalaya dan dalang professional, Wakidi Dwidjomartono.
Sampoerna Academy Sentul mengadakan Wayang & Gamelan Workshop bertajuk Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang for Indonesian Independence. Foto: Sampoerna Academy
Pembelajaran dibagi menjadi dua sesi. Pertama adalah pengenalan terhadap gamelan Jawa, dan sesi kedua adalah pengenalan wayang.
Para siswa akan belajar mengenai seluk-beluknya. Mulai dari nama-nama alat musik gamelan, teknik dan cara bermainnya, serta demonstrasi cara memainkan instrumen tersebut.
Sedangkan sesi pengenalan wayang meliputi demonstrasi audio visual mengenai kisah di balik tokoh-tokoh pewayangan, gerakan dan artinya, hingga teknik suara wayang yang akan dimainkan. Baru setelah itu, siswa Sampoerna Academy Sentul akan diajak mencoba memainkan langsung instrumen gamelan dan wayang.
Para siswa pun antusias mengikuti program budaya ini. Salah satunya Arya, siswa kelas 9 Sampoerna Academy Sentul. Menurutnya, wayang dan gamelan merupakan salah satu seni yang sangat menarik karena mengombinasikan berbagai unsur dalam satu penampilan.
Ia pun mengatakan bahwa workshop ini merupakan pengalaman yang menarik. “Saya pribadi merasa pelajaran wayang dan gamelan sebagai seni yang menarik untuk dimainkan, karena membutuhkan banyak perhatian dan detail untuk menguasainya. Selain itu, saya senang karena dapat belajar lebih banyak mengenai budaya kita, dan saya menganggap pengalaman ini benar-benar menarik,”

Manfaat pembelajaran budaya dalam metode STEAM

Di workshop tersebut, para siswa tidak hanya diajak mengenal budaya bangsanya. Ya, melalui melalui permainan gamelan dan wayang, siswa diajak memaksimalkan kemampuan 5C dalam metode STEAM Sampoerna Academy.
Wayang dan gamelan adalah dua bentuk seni kompleks yang mengharuskan siswa menggunakan kreativitas, mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah, dan mengasah pengetahuan mereka tentang sains dan teknologi.

Keterampilan kognitif

Menurut Sampoerna Academy, Wayang & Gamelan Workshop akan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kognitifnya. Sebab selama pelatihan, mereka harus berpikir kritis agar bisa tahu lebih dalam tentang cerita dan karakter wayang. Siswa juga harus menganalisis berbagai elemen musik gamelan, termasuk ritme, melodi, dan harmoninya.
Sampoerna Academy Sentul mengadakan Wayang & Gamelan Workshop bertajuk Rhythms of Heritage: Mastering Gamelan and Wayang for Indonesian Independence. Foto: Sampoerna Academy

Keterampilan komunikasi

Kegiatan ini bersifat kolaboratif, karena mengharuskan siswa untuk bekerja sama agar bisa menunjukkan penampilan wayang dan gamelan yang baik. Mereka diajak berani mengemukakan pertanyaan dan pendapat hingga meminta bantuan kepada para fasilitator lokakarya.

Kesadaran budaya

Meski berstatus sebagai sekolah bertaraf internasional, Sampoerna Academy berkomitmen untuk selalu mengenalkan dan melestarikan budaya Indonesia kepada siswa-siswanya sejak dini. Wayang & Gamelan Workshop menjadi contoh bagaimana Sampoerna Academy Sentul menerapkan kesadaran budaya dengan cara yang lebih menyenangkan dan menarik.
Menarik, kan? Ternyata pertunjukkan dalang dan wayang tidak hanya sebuah hiburan, tapi juga bisa menjadi cara untuk mengoptimalkan pembelajaran siswa di sekolah agar menjadi generasi yang unggul dan kreatif.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai Wayang & Gamelan Workshop, syarat, waktu pelaksanaan, hingga metode pembelajarannya? Anda bisa mengunjungi website Sampoerna Academy di www.sampoernaacademy.sch.id, dan follow Instagramnya di @sampoerna.academy.
Advertorial ini dibuat oleh kumparan Studio