Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cara Yusuf Mantan Teroris Ceritakan Masa Lalunya Pada Anak Istri
18 Juni 2018 12:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Masa lalu jangan dibiarkan begitu saja berlalu. Masa lalu adalah pembelajaran bagi mereka yang selalu ingin bangkit. Itulah rumus hidup yang dipraktikkan oleh seorang Yusuf Adirima (42), pria tiga anak yang terlibat kasus bom Semarang 2003 lalu..
ADVERTISEMENT
Menyandang predikat sebagai mantan narapidana teroris (napiter), Yusuf memiliki cara tersendiri mengenalkan masa lalu kelamnya pada tiga anaknya. Berbekal mengikuti seminar parenting, dia menyerap ilmu tersebut dan memutuskan untuk mengenalkan sang anak pada sekelumit dunia "hitamnya".
"Masa-masa kecil sering saya ajak ke penjara. Berkunjung, ini teman-teman bapakmu. Tapi saya enggak menyebutkan itu penjara bukan, ini rumahnya mas Puji (nama napiter), ini rumahnya anu, ayo kita ke rumahnya Mas Puji. Saya ajak ke sana," kata Yusuf saat berbincang dengan kumparan, Rabu (6/6).
Ketika berkunjung terkadang muncul pertanyaan dari sang anak saat mereka harus diperiksa polisi. Menanggapi pertanyaan itu, Yusuf menyebutnya merupakan cara polisi memeriksa makanan agar tidak keracunan.
Memang, dalam setiap kunjugannya ke lapas Yusuf membiasakan diri membawa makanan untuk teman-temannya. Ya, Yusuf selama ini dikenal pandai memasak dan berhasil membuka rumah makan di Solo, Jawa Tengah.
Membawa anak ke lapas nyatanya juga menyimpan tujuan tersendiri bagi Yusuf.
ADVERTISEMENT
"Jadi interaksi. Ketika teman-teman melihat itu kan ingat anaknya. Jadi semacam tarbiyah psikologis buat anak saya dan tema-teman yang saya kunjungi. Ini lho masih ada kesempatan. Jadi hukuman 15 tahun insyaAllah ada batasnya kita akan keluar," kisah Yusuf.
Dengan pengenalan seperti itu, Yusuf menyebut anaknya mulai memahami lingkaran pertemanan ayahnya. "Oh bapak saya temannya berjenggot, berjubah, ada yang perempuannya bercadar, itu enggak asing," ungkap Yusuf.
Di sisi lain, bila dalam kehidupan sehari-hari anak-anak Yusuf melihat orang yang penampilannya sama dengan teman Yusuf di lapas yang melakukan tindak terorisme, dengan tegas Yusuf mengatakan tidak benar. Tidak semua yang berjenggot dan bercadar adalah teroris.
Dengan pengenalan demikian, masa lalu kelam Yusuf pun bukan lagi menjadi masalah dalam keluarganya. Begitu pun dari keluarga sang istri, mereka telah berlapang dada menerima Yusuf yang menyandang predikat mantan teroris. Meski pada realitasnya, Yusuf perlu waktu panjang untuk menjelaskan masa lalunya supaya diterima.
ADVERTISEMENT
“Awalnya ke mertua enggak cerita jujur. Kenapa dipenjara Le (sebutan ke anak laki-laki), ah 2 tahun Pak, menghina presiden. Menutupi, akhirnya kakak tahu semua tahu dan mereka menerima. Kalau istri sudah tahu dari awal saya kenalkan,” tutup Yusuf.
-------------------------------------------------------
Ikuti kisah Yusuf keluar dari belenggu terorisme selengkapnya di topik Yusuf Mantan Teroris .