Cawagub PKS Nurmansjah soal Banjir Jakarta: Pusat Juga Harus Terlibat

29 Januari 2020 15:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, surut. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Banjir di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, surut. Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari PKS, Nurmansjah Lubis alias Bang Ancah, berbicara terkait banjir Jakarta yang akhir-akhir ini sering terjadi. Nurmansjah mengatakan masalah banjir tidak bisa diselesaikan hanya oleh Pemprov DKI.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir sudah tahu masalah banjir, kalau banjir, jebol, harus koordinasi (dengan) pemerintah pusat, pemerintah Jakarta, daerah penyangga. Kalau hanya DKI saja enggak bisa kelar," kata Nurmansjah saat berkunjung ke Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (29/1).
"Demikian juga seperti normalisasi, naturalisasi, itu kan harus ada balancing antara pusat dengan daerah, enggak bisa kita sendiri sehingga (semua) tanggung jawab," tambahnya.
Kedatangan Nurmansjah Lubis ke DPRD DKI Jakarta untuk bertemu dengan Fraksi PSI dan Golkar jelang pemilihan wagub DKI. Hingga saat ini belum diketahui kapan pemilihan wagub akan dilakukan. Nurmansjah akan bersaing dengan Ahmad Riza Patria dari Gerindra.
Cawagub DKI dari PKS, Nurmansjah Lubis, di DPP PKS, Senin (20/1). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Selain meminta seluruh pihak untuk bertanggung jawab soal banjir, Nurmansjah juga menilai masalah sampah juga menjadi penyebab banjir Jakarta. Ia mengatakan perlu ada kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat mindset-nya walaupun buang sampah sembarangan itu kan mindset yang harus benar-benar kita, terinternalisasi di setiap warga, memang itulah PR kita bersama, bukan hanya banjir, tapi yang lain banyak," ucapnya.
Terakhir, selain menyinggung soal banjir Jakarta, Nurmansjah menuturkan perlu ada terobosan baru yang dikeluarkan Pemprov untuk masyarakat Jakarta. Ia melihat masih banyak masyarakat yang belum memiliki pekerjaan.
"Gimana kita memberdayakan rakyat itu jadi entrepreneur, 200 ribu warga DKI jumlah yang cukup besar untuk jadi wirausaha," tuturnya.