Cegah Penyanderaan, Jokowi Minta Bangun Infrastruktur di Papua Dikawal TNI-Polri

21 September 2024 15:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi groundbreaking kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, Jumat (24/11/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi groundbreaking kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, Jumat (24/11/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi berharap tidak ada lagi peristiwa penyanderaan di Papua. Ia pun meminta setiap kegiatan di Papua harus dikawal aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat disinggung mengenai evaluasi keamanan usai Philip Mehrtens dibebaskan oleh OPM pada hari ini, Sabtu (21/9). Philip adalah pilot Susi Air yang sudah disandera hingga lebih dari 1,5 tahun oleh OPM.
“Dalam setiap kegiatan di Papua saya selalu menekankan agar didampingi oleh pihak aparat keamanan,” kata Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (21/9).
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberikan pengarahan kepada para pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024). Foto: Dok. Istimewa
Jokowi lantas mencontohkan pengamanan dilakukan untuk pembangunan infrastruktur maupun pengiriman logistik di pulau yang menyimpan banyak kekayaan alam tersebut.
“Dalam membangun infrastruktur jalan, membangun jembatan agar didampingi oleh pihak aparat keamanan,” ujar Jokowi.
“Pilot yang membawa logistik sampai ke Nduga, sampai ke Wamena, sampai di Puncak ini semuanya harus ada dikawal oleh TNI/Polri untuk keamanannya,” sambungnya.
Mark Mehrtens Pilot Susi Air usai di bebaskan oleh OPM. Foto: Dok. Istimewa
Kaops Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani mengungkap bagaimana pilot Susi Air Philip Mehrtens bisa bebas dari penyanderaan OPM di Papua.
ADVERTISEMENT
Faizal dalam keterangannya pada Sabtu (21/9) mengungkap, pembebasan itu terwujud berkat pendekatan tokoh keagamaan.
"Ya benar, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya," ujar Faizal.
"Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri" jelas Faizal.
Faizal menekankan lewat pendekatan itu pula akhirnya Philip berhasil dijemput oleh Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024, pada Sabtu ini.