Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Desas-desus senjata api yang berhasil dikuasai narapidana teroris di Mako Brimob sudah sampai ke telinga Ahok di penjara. Saat itu, Ahok mendengar kabar para teroris sudah menguasai tahanan Lapas Blok A, B, dan C.
ADVERTISEMENT
"[Dengar-dengar] senjata bisa dikuasai dari hasil mereka [narapidana teroris] membongkar tempat simpan barang bukti," kata Ahok dalam catatannya di penjara, Kamis, 10 Mei 2018. Catatan itu ia tulis dalam buku "Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama Berada di Mako Brimob ".
Ahok mengulang cerita kerusuhan di Mako Brimob, 8 Mei 2019. Selama 40 jam, 156 narapidana teroris menguasai Rutan Mako Brimob hingga menyerah dibekuk Polri .
Versi Polri, ada 9 anggota Polri yang disandera, 5 anggota gugur dibunuh, sedangkan 4 dibebaskan dalam keadaan luka-luka.
Insiden ini berawal dari masalah makanan kiriman dari keluarga di lapas, lalu berujung ricuh di Blok B dan menjalar ke Blok A dan C, hingga satu narapidana tertembak karena merebut senjata petugas.
ADVERTISEMENT
"Saya begitu marah mengetahui lima polisi yang baru lulus, berusaha 'memperbaiki' jalan pikiran para teroris , justru ditangkap dan digorok lehernya," kata Ahok.
"Kemarin (Rabu, 9 Mei) seharian tidak bisa menerima kunjungan keluarga, teroris masih menguasai tahanan Lapas Blok A, B, dan C," tutur Ahok.
Ahok tidak merinci di blok mana ia saat itu. Namun, ia mengaku mendengar ada kerusuhan, mendengar ada lima polisi yang gugur, dan kesal sendiri dengan ulah teroris yang meneror tempat mereka dibui.
"Rasanya begitu marah, aku dengan pengalaman dengan kelakuan yang bersangkutan langsung curiga. Apalagi dengar ada yang tidak setuju penyerbuan adalah yang bersangkutan (ini juga dengar-dengar)," kata Ahok tak menjelaskan lebih lanjut soal perkataannya.
ADVERTISEMENT
Di bukunya, Ahok baru menceritakan ada kerusuhan pada 10 Mei. Pada 9 Mei 2018, Ahok hanya mengulang kenangan bersama ibunya, juga momen bersama istrinya, Puput Nastiti Devi. Ahok mengaku hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi polisi yang menjaga Mako Brimob.
"Kalau situasi teroris yang kejam dan tidak ber-Tuhan yang benar seperti itu? Aku hanyalah boleh berdoa, minta Tuhan lindungi polisi dan kasih hikmat bijaksana untuk polisi yang bertindak. Harus banyak belajar," imbuh Ahok.
Kabar Ahok saat itu dikonfirmasi adik sekaligus pengacara Ahok, Fifi Lety. Fifi mengaku saat itu pihak keluarga belum bisa berkunjung.
"Sampai hari ini memang keluarga belum bisa kunjungi BTP, namun sudah dapat kepastian BTP baik dan aman. Dan kondisi di Mako Brimob dari pagi ini sudah terkendali dan aman," ungkap Fifi melalui akun instagramnya @fifiletytjahajapurnama, Kamis (10/5).
ADVERTISEMENT
Akibat insiden ini, jadwal kunjungan umum yang telah terdaftar dibatalkan. Kunjungan tersebut awalnya dijadwalkan Jumat, 11 Mei 2018.
Senada, kakak angkat Ahok, Andi Analta Amir, memastikan Ahok dalam kondisi aman. Saat kejadian awal, Selasa (8/5) malam, Ahok sedang tidur.
"Dia (Ahok) tidur, jam 23.00 WIB sudah tidur, kegaduhan berlangsung dia sudah tidur," ujar Andi di sela-sela acara doa bersama di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran, Jakarta Selatan, Kamis (10/5).
"Kondisinya sangat runyam, adik saya (Ahok) dalam keadaan tidur yang nyenyak," tambahnya.
Ahok, kata Andi, baru mengetahui adanya kerusuhan pada Rabu (9/5) pagi. Adapun blok tempat Ahok ditahan tak berdekatan dengan lokasi kerusuhan.
"Jauh, ada dua blok, jauh. Makanya aman, tenang," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Rutan Mako Brimob disebut-sebut hanya terdiri dari tiga blok ruang tahanan. Blok A terdiri dari enam ruangan, sementara Blok B dan Blok C terdiri dari empat ruangan.
Namun, Karo Penmas Humas Polri kala itu, Brigjen Pol M Iqbal, menyebut, Ahok dan napi eks teroris berada di rutan bagian lainnya.
"Karena rumah tahanan cabang Salemba yang ada di Mako kan sudah kita kategorikan. Napiter di blok yang tadi kita lihat. Nah, yang lain di belakang, samping, tidak ada dijadiin satu," tegas Iqbal.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Wiranto yang kala itu menjabat Menkopolhukam. "Untuk Ahok, itu ada 6 rutan di situ. Jadi tidak dijadikan satu dengan napiter. Ahok ada sendiri, Aman (Abdurrahman) ada sendiri," tegas Wiranto.
ADVERTISEMENT
Ahok telah bebas murni pada 24 Januari 2019 setelah menjalani dua tahun bui dalam kasus penodaan agama. Ia dipindahkan dari Rutan Cipinang ke Mako Brimob demi alasan keamanan.
Live Update