Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah satu calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Suparman Marzuki, diberondong beberapa pertanyaan mengenai latar belakangnya oleh panelis. Diketahui Suparman merupakan 1 dari 8 kandidat hakim MK yang menjalani uji wawancara pada Rabu (11/12) ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang jadi sorotan yakni saat Suparman menjabat Ketua KPU DIY periode 2003-2008.
Salah satu panelis, Sukma Violetta, bertanya apakah Suparman pernah mendiskualifikasi caleg yang diduga berlatarbelakang PKI .
"Ada catatan bahwa informasinya Bapak pernah mencoret seorang caleg yang terbukti terlibat PKI kemudian itu memang sesuai dengan UU Pemilu tahun 2003. Tapi MK menawarkan putusan sehingga memulihkan hak-hak politik yang terlibat PKI . (Namun) informasinya Bapak tetap tidak melakukan peninjauan kembali terhadap putusan sebelumnya, bisa dijelaskan mengapa demikian?" tanya Sukma kepada Suparman di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
Suparman pun membantah informasi tersebut. Suparman menegaskan tak pernah melakukan hal tersebut selama menjabat menjadi Ketua KPU DIY.
"Itu tidak betul," tegas Suparman.
Menurutnya, ada kekeliruan informasi terkait hal tersebut. Ia menceritakan saat itu, ia mendapat informasi soal caleg terduga PKI dari Komandan Resor Militer (Danrem) Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Justru waktu saya menjadi Ketua KPU (DIY) ada 18 daftar (orang) yang disodorkan oleh Danrem agar saya coret untuk tidak ikut pemilu," katanya bercerita.
Namun, ia menolak permintaan tersebut. Sebab 18 caleg itu berhak mengikuti Pileg.
"Saya bilang kepada Danrem itu 'ini hak mereka untuk ikut pemilu'. Jadi saya tidak mau mengikuti perintah dari Danrem Yogya (kala) itu," ucap Suparman yang pernah menjadi Ketua KY..
Tak sampai di situ, Suparman menyatakan keputusannya saat itu bahkan membuat pihak Kodim Yogyakarta turun tangan dan memintanya mencoret nama-nama tersebut.
"Itu bahkan (pihak) Kodim datang ke tempat saya, membawa daftar nama-nama itu ini golongan C, ini golongan A, dan seterusnya," sebutnya.
Namun sekali lagi, Suparman tetap menolak ajakan tersebut. Bahkan ia juga masih ingat persis daftar nama-nama tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang saya tidak akan melakukan pencoretan itu dan mereka tetap menjadi calon jadi saya masih ingat persis itu. Sampai saya ingat jumlahnya 18 orang," tutupnya.