Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Inspiratif Halvian: Dari Politeknik Logam Morowali ke IMIP
23 November 2024 13:13 WIB
·
waktu baca 5 menitLulus kuliah langsung dapat kerja bak mimpi yang jadi kenyataan bagi sebagian orang. Seperti yang dialami Halvian Oktavian, Wakil Foreman Heading Baut PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP ).
Pria yang akrab disapa Vian itu merupakan alumnus Politeknik Industri Logam Morowali (PILM) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, jurusan Teknik Perawatan Mesin. Dia pun mendapat pengalaman magang di IMIP selama setahun saat berkuliah.
Mengawali kariernya sebagai kru pada tahun 2021, Vian mampu bersaing di industri dan mengangkat derajat keluarga. Di kawasan Industri Morowali, dirinya kini jadi penanggung jawab tim, bertanggung jawab atas keselamatan, pemeliharaan mesin, dan lain-lain yang berhubungan dengan produksi baut mur dan gasket.
Dia bercerita soal pengalamannya berkuliah di PILM dan magang di IMIP. Pendidikan dan pengalaman magang ini yang ikut mengantar Vian ke dunia kerja.
“Saya dapat pengalaman di kampus yang tidak pernah saya dapat di bangku SMA, salah satunya, saya belajar kedisiplinan, ilmu pengetahuan permesinan, pengelasan, sampai pemeliharaan dan perbaikan mesin,” ujarnya saat dikunjungi kumparan beberapa waktu lalu.
“Kampus ini, Politeknik Industri Logam Morowali, bisa menghasilkan lulusan terbaik di masing-masing bidangnya, sehingga lulusan Politeknik Industri Logam Morowali dapat terjun langsung ke industri,” imbuhnya.
Saat menjadi mahasiswa semester empat dan lima, Halvian magang di IMIP. Di sinilah dia mendapat pengalaman kerja di dunia nyata. Ternyata, adaptasi di dunia kerja tidak semudah itu.
“Di kawasan industri kita bertemu dengan karyawan Tiongkok, di mana bahasa kita sangat berbeda. Jadi kesulitan di situ, tapi saya bangga, saya beruntung karena bisa berkesempatan magang dan belajar banyak pada karyawan senior, bahkan karyawan Tiongkok,” kata dia.
Vian sangat bersyukur lantaran kampusnya memberikan banyak kesempatan, sehingga mahasiswa bisa mengembangkan skill-nya agar siap masuk industri. Terlebih, PILM juga membuka peluang beasiswa bagi anak-anak dari keluarga yang tidak mampu.
Selain itu, kata Vian, fasilitas di kampus cukup lengkap dan memadai. Untuk jurusannya, kampus menyediakan laboratorium workshop mesin-mesin bubut dan juga lab komputer. Dosen-dosen pun menurut Vian, sangat membantu.
Ini merupakan langkah PILM agar para mahasiswa bisa siap diserap lapangan kerja. Menurut Plt Pembantu Direktur Bidang Akademik PILM, Justiadi, kurikulum di kampusnya memang dirancang khusus bersama ahli dari industri sesuai level tertentu.
“Kami membuat kurikulumnya, kemudian kami kembalikan ke mereka untuk dicek apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga jarak antara pendidikan yang kami lakukan dengan kebutuhan industri berkurang,” ujar Justiadi.
Dia menjelaskan, metode penilaian di PILM ada dua, yakni lewat nilai akademik dan nilai kedisiplinan. Sikap mahasiswa juga dinilai penting untuk persiapan masuk ke industri, baik untuk jurusan Teknik Perawatan Mesin, Teknik Listrik dan Instalasi, maupun Teknik Kimia Mineral.
“Dua semester akhir itu mahasiswa kami magang, kan, di industri, sehingga sebelum mereka lulus mereka sudah siap setahun. Dan kebanyakan bahkan sebelum mereka lulus sudah dipesan sama industri sehingga lulusan kami ini nol tahun sudah bekerja,” kata dia kepada kumparan.
Tiga program studi yang tersedia memang didesain untuk memenuhi kebutuhan industri logam, terutama di bidang pemeliharaan. Justiadi menjelaskan, beberapa tahun belakangan ini sekitar 70 persen lulusan sudah bekerja di IMIP. Sedangkan 30 persen sisanya dicarikan pekerjaan di sejumlah tenant.
Pada tahun lalu, kata Justiadi, sebanyak 98 persen lulusan bekerja di IMIP, sementara sisanya memilih berwirausaha. Pihaknya berharap akan ada lebih banyak mahasiswa baru dari Morowali. Untuk itu, kampus menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat.
“Kami bekerja sama dengan Pemda Morowali supaya anak-anak Morowali bisa banyak masuk di sini. Kemudian, mudah-mudahan dari lulusan kami yang terjadi ini khususnya bisa menggantikan ahli-ahli dari asing, sehingga proses yang dilakukan di industri itu nanti ditangani oleh orang kita sendiri,” jelasnya.
Peningkatan Kualitas SDM Pekerja di Kawasan IMIP
Achmanto Mendatu selaku HR Head PT IMIP mendukung Politeknik Industri Logam Morowali sebagai mitra yang paling strategis untuk mengembangkan SDM di kawasan IMIP. Kebutuhan yang tinggi akan tenaga kerja di lapangan, menurut Achmanto, dipenuhi dengan menyiapkan tenaga ahli melalui pendidikan.
Tak hanya berkolaborasi untuk menyusun kurikulum maupun pelaksanaan magang, perusahaan dan PILM juga bekerja sama dalam sertifikasi kompetensi karyawan IMIP.
“Pelatihan-pelatihan karyawan kami juga banyak diselenggarakan di Politeknik menggunakan fasilitas pelatihan yang ada di Politeknik. Itu sebagian hal yang kita kerja sama dengan Politeknik yang sangat vital di kawasan IMIP,” ujar Achmanto.
“Sebagian mata kuliah yang diajarkan di Politeknik , sebetulnya diajarkan oleh praktisi dari kawasan ini (IMIP) . Dalam mata kuliah itu kita mengajarkan pada mahasiswa setidaknya ada dua hal, yang pertama soal softskill. Yang kedua, agar mereka memiliki etika yang cocok dengan dunia industri. Lalu agar mereka bisa menjalin networking,” imbuhnya.
Lulusan dari PILM memiliki keunggulan yakni mereka sudah terekspos dengan lingkungan kerja di kawasan industri sejak dini. Melalui kemampuan yang cakap dan attitude kerja yang baik, mereka diharapkan lebih siap terjun ke lapangan.
Halvian sebagai lulusan PILM mengaku bangga dan berharap semakin banyak lulusan yang bisa berkontribusi di perusahaan.
“Saya pribadi sangat bangga karena di luar sana banyak yang mau ada di posisi saya. Jadi saya sangat bangga karena saya bisa membanggakan kedua orang tua saya, bahkan saya bisa membanggakan dosen-dosen, guru-guru yang pernah mengajar saya. Saya juga bangga karena bisa membantu keluarga saya di bidang ekonomi,” pungkasnya.