Cerita Kiai Cholil Kala Keluarganya Positif Corona: Ikhtiar dan Doa Tolak Bala

16 Januari 2021 13:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cholil Nafis Foto: Instagram @cholilnafis
zoom-in-whitePerbesar
Cholil Nafis Foto: Instagram @cholilnafis
ADVERTISEMENT
Ketua Komisi Dakwah MUI Kiai Cholil Nafis baru saja mendapat cobaan. Anak dan istrinya positif corona. Namun dengan ikhtiar dan doa, dia berhasil melewatinya.
ADVERTISEMENT
Anak dan istrinya sudah sembuh dan sehat kembali. Kepada kumparan, Sabtu (16/1), Kiai Cholil berbagi kisahnya.
"Saya baca salawat dan al-Qur’an dan doa tolak bala," kata dia.
Kiai Cholil sendiri sudah beberapa kali swab dan negatif corona. Dia sendiri berupaya menjaga kesehatannya setiap hari.
"Saya minum air putih saat bangun tidur, jam 7-an pagi keliling pesantren sekitar 30 menit yang terkena matahari dan sesudahnya minum madu," ujarnya.
Ini doa tolak bala menghadapi COVID yang dibaca Kiai Cholil
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والكورونا وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم
ADVERTISEMENT
Artinya: Ya Allah Tuhan kami. Hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, virus corona, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
Kiai Cholil juga berikhtiar membawa anak dan istrinya berobat ke rumah sakit. Kemudian juga diberi vitamin. Namun mereka tak dirawat, hanya isolasi mandiri.
Berikut kisah lengkapnya:
Cerita Covid-19 di Keluargaku
Sabtu, 9 Januari 2021 saya mengantar anak ke Rumah Sakit untuk rapid antigen sebagai syarat kembali ke pesantren Darussalam Ciamis. Jam 10-an mendaftar dan baru diperiksa jam 13-an siang. Saya balik dulu ke rumah dan kemudian berangkat ke acara Damai Indonesiaku TVONE di Pesantren Alhikam, Depok.
ADVERTISEMENT
Saya anjurkan anak saya, Hasby rapid sendiri ke RS. Ia naik sepeda ke RS sendiri. Betapa kagetnya ternyata dia positif Corona Virus -19. Akhirnya Anak saya, Hasby batal balik ke pondok dan melakukan isolasi mandiri
Lebih pusing lagi karena hari minggu, 10/1/21 siang jadwal Program Damai Indonesiaku TVONE di Pesantren cendekia Amanah. Rumah yang menempel dengan pesantren dan akan ada acara yang dihadiri oleh banyak orang sungguh membingungkan.
Saran anak-anak dan istri digagalkan saja. Sebab selain Hasby positif covid-19 juga Istri saya, Fairuz terindikasi terpapar covid-19 karena sudah seminggu meriang dan penciuman mulai hilang.
Saya pun tambah bingung karena jemaah dan TVONE sudah siap live hari minggunya yang susah untuk digagalkan.
ADVERTISEMENT
Kemudian saya putuskan, program Damai Indonesiaku TVONE tetap jalan tapi tak boleh ada tamu yang datang ke rumah. Karena Anak diisolasi mandiri di lantai 3 dan istri di lantai 2.
Acara tetap di Masjid An-Nafisah dan tamu di terima di ruang kelas atau saung yang jauh dari rumah. Walhamdulillah acara berjalan lancar meskipun acaranya taping karena TVONE menyiarkan breaking news musibah jatuhnya Sri Wijaya Air.
Hari senin 11/9/21 saya ke rumah sakit untuk memeriksakan istri dan anak lanang. Eh rumah sakit pertama minta biaya swab 1,9 juta itu pun menunggu swab sore hari yang saat itu saya datang pagi hari dan hasilnya 3 hari kerja.
Kemudian ke rumah sakit besar di Depok tapi pelayanannya tak menyenangkan dan tak ada informasi yang memadai. Kemudian saya ke rumah sakit besar lagi di Depok dengan harga PCR 900 ribu itupun swabnya sore hari dan menunggu hasil 3 hari kerja.
ADVERTISEMENT
Bingung!
Kemudian saya menghubungi teman untuk mencarikan rumah sakit yang bisa cepat swab juga hasilnya. Ia berjanji mau mencari RS yang bisa PCR drive thru dan bisa keluar hasil dalam waktu sehari.
Jadi saya bergegas mau berangkat. Tapi saya mikir lagi gimana cara membawa anak saya yang positif covid-19 ini. Kalau dibawa dengan ambulans pasti ia shock dan malah akan drop. Selang beberapa menit teman itu menelepon saya menawarkan swabnya di rumah saja. Maksudnya dokter yang datang ke rumah saya
Saya setuju dan meminta dokter yang datang ke rumah untuk swab PCR seluruh anggota keluarga sebanyak 6 orang. Dan saya minta yang cepat sehingga Mungkin hari itu atau besoknya akan keluar hasilnya.
ADVERTISEMENT
Tapi sejak itu saya sudah pisah ranjang dengan istri. Saya tidur di ruang kerja, istri di kamar keluarga, anak di kamar dan sebagian ruang tamu. Saya khawatir menularkan kepada istri atau istri menularkan kepada saya. Istri mulai seminggu lalu demam. Tapi yang anggota keluarga lainnya tak ada gejala.
Selasa malam, 12/1/21 hasil swab keluar. Mengejutkan, semua negatif kecuali anak paling kecil Aisyah. Aduh saya isolasi anak wedo’ itu di kamarnya.
Dokter minta swab ulang untuk istri dan anak lanang, tapi saya minta sekalian diswab ulang dengan anak wedo’, Aisyah. Rabu sore, 13/1/21 hasil swab ketiganya keluar. Walhamdulillah di hari Jum’at setelah jum’atan membuka WA dari dokter ternyata semuanya negatif.
ADVERTISEMENT
Walhamdulillah ya Allah nikmat sehat itu sungguh nikmat yang paling besar setelah nikmat iman dan Islam serta ihsan. Sering kali terasa setelah nikmat sehat itu dicabut