Cerita KNKT soal Sulitnya Pencarian CVR Sriwijaya Air SJ 182

31 Maret 2021 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas KNKT membawa kotak pengaman yang berisi CVR penerbangan Sriwijaya Air SJ 182, di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas KNKT membawa kotak pengaman yang berisi CVR penerbangan Sriwijaya Air SJ 182, di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Rabu (31/3). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pencarian cockpit voice recorder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 membuahkan hasil pada Selasa (30/3) malam. Pencarian bagian penting dalam investigasi kecelakaan pesawat itu tidak mudah.
ADVERTISEMENT
Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, mengatakan pencarian CVR dilakukan sejak 24 Januari 2021. Saat itu operasi SAR yang dipimpin oleh Basarnas sudah selesai.
Pencarian CVR dilakukan KNKT dibantu penyelam Basarnas, TNI AL, dan warga Kepulauan Seribu. Nurcahyo mengatakan, pencarian saat itu masih dilakukan manual.
Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
"Kami lakukan pencarian secara manual karena ULB (underwater locator beacon) dari CVR sudah ditemukan saat operasi gabungan yang dipimpin Basarnas. Sehingga tidak ada lagi alat pemandu yang mengarahkan pencarian ke CVR sehingga terpaksa kami lakukan manual. Karena yang kami cari adalah CSMU (Crash Survivable Memory Unit)-nya yang sudah terpisah dari ULB," kata Nurcahyo dalam jumpa pers virtual, Rabu (31/3).
Penyelaman dilakukan dengan menyisir wilayah yang diperkirakan tempat CVR jatuh. Perkiraan itu berdasarkan ditemukannya komponen CVR dan FDR.
ADVERTISEMENT

Kendala Cuaca

Setiap penyelam dibagi dalam beberapa area. Di sana juga dikasih petunjuk arah pencarian sehingga tidak akan mengulang pencarian di tempat yang sama.
Petugas KNKT menurunkan Cockpit Voice Recoder (CVR) Sriwijaya Air SJ 182 setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (31/3). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
"Kendala pencarian manual adalah cuaca biasanya ombak tinggi, arus deras atau air keruh. Ini yang akan mengganggu proses pencarian. Dan proses ini sudah kita lakukan sampai 24 Maret, di mana kita juga kumpulkan bagian pesawat yang sudah terlihat atau ditemukan penyelam," kata Nurcahyo.
Puing pesawat yang ditemukan itu dikumpulkan dalam satu keranjang untuk diangkat secara bersamaan sehingga proses pencarian diharapkan lebih mudah.
Pada 25 Maret, KNKT menggunakan metode penyedotan dengan kapal TSHD atau Trailing Suction Hopper Dredger. Kapal ini bekerja menghisap barang yang ada di dasar laut ke atas kapal. Benda yang terisap akan tertahan di saringan sementara lumpurnya kembali ke laut.
ADVERTISEMENT
"Di sini kita sudah temukan banyak puing dan akhirnya pada 30 Maret, tadi malam pukul 20.05 WIB CVR ditemukan," kata Nurcahyo.
Saat ini CVR sudah berada di kantor KNKT untuk dilakukan pengeluaran memori. Isi CVR akan dicocokkan dengan data dari FDR sebagai bagian dari investigasi.
CVR dan FDR merupakan komponen yang menyusun black box atau kotak hitam, yang menjadi item penting dalam investigasi penyelidikan kecelakaan udara.