Cerita Megawati Enggan Memberontak di Pemerintahan Soeharto

23 Agustus 2023 17:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Megawati Soekarnoputri didampingi Ganjar Pranowo di Omah Petroek, Pakem, Sleman, Rabu (23/8), jelang peresmian patung Bung Karno. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Megawati Soekarnoputri didampingi Ganjar Pranowo di Omah Petroek, Pakem, Sleman, Rabu (23/8), jelang peresmian patung Bung Karno. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bercerita semasa mudanya, saat terjadi dualisme PDI. Mega yang terpilih sebagai Ketua Umum PDI dalam kongres di masa Orba, sempat dipanggil polisi hingga 3 kali.
ADVERTISEMENT
Selain oleh polisi, Megawati pernah dipanggil oleh kejaksaan.
"Kelihatan waktu saya PDI. PDI saja saya sampai mikir aku ki sopo to yo, betul dipanggil polisi 3 kali, dipanggil kejaksaan. Saya sampai mikir PDI-nya aja sah. Saya dipanggil itu ngopo to yo," kata Megawati saat acara peresmian patung Bung Karno di Omah Petroek, Jalan Kaliurang KM 21, Pakem, Kabupaten Sleman, Rabu (23/8).
"Ya masak saya mau berkhianat sama bapak saya (Bung Karno)," katanya.
Presiden kedua RI, Soeharto didampingi Wiranto di belakangnya. Foto: Reuters
Lanjut Megawati, ketika itu, dia bisa saja memberontak di pemerintahan Soeharto. Namun, jika ia melakukan itu, sama saja seperti memberontak pada Republik Indonesia.
"Kalau saya seumpamanya memberontak sama Pak Harto itu, kan, pemerintahan Republik Indonesia, itu kan logika. Ya nggak mungkinlah, negara yang dibuat, pemerintahan yang dibuat oleh Bung Karno, ketatanegaraan dengan UUD 45, dengan Pancasilanya, boleh bilang trisila, bilang ekasila," kata Megawati.
Patung Bung Karno yang akan diresmikan Megawati di Omah Petroek, Pakem, Kabupaten Sleman 23 Agustus mendatang. Foto: Dok. Istimewa
"Lalu itu, guyubnya kita dengan gotong royong. Beliau (Sukarno) bilang gotong royong itu aktif bukan statis sebagai kekeluargaan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Megawati terpilih sebagai Ketum PDI dalam kongres tahun 1993. Namun, dia tak direstui oleh Soeharto, penguasa Orba. Hingga terjadilah dualisme PDI, yaitu PDI pimpinan Mega dan PDI Suryadi yang didukung Orba.
Tahun 1996, terjadi kerusuhan saat massa PDI Suryadi mencoba merebut kantor PDI yang dikuasai kubu Mega. Pemerintah Orba menuding PRD pimpinan Budiman Sudjatmiko (sekarang politisi PDIP) sebagai otak kerusuhan.
Setelah Soeharto jatuh pada Mei 1998, Megawati mendeklarasikan PDI Perjuangan dan ikut Pemilu 1999.