Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Cerita Para Pencari Tuah dari Warga Tionghoa yang 'Buang Sial' di Kali Ciliwung
14 April 2025 14:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Air Kali Ciliwung yang melintasi kawasan Grogol-Tambora di Jakarta Barat, mengalir dengan tenang. Di tepian kali, terlihat beberapa orang berteduh beralaskan tikar di antara pepohonan yang rindang. Para pedagang tampak menjajakan minuman dingin pelepas dahaga.
ADVERTISEMENT
Namun, di antara ketenangan yang ditawarkan di tepian Kali Ciliwung, Undan (63) memandang gelisah ke arah ember yang masih kosong melompong. Kail pancingnya berulangkali ditarik lalu dilemparkan kembali.
Sambil menunggu ikan menyambut umpan yang terpasang di kail, Undan sesekali menatap ke arah jembatan yang melintang di Kali Ciliwung. Menantikan para pembawa berkah yang sudi melempar beberapa ekor ikan untuk dinikmatinya di rumah.
"Lagi ada air kiriman dari Bogor ini. Jadi susah (dapat ikannya)," kata dia saat ditemui, Senin (14/4).
Undan mengatakan, warga keturunan Tionghoa sering datang ke kali untuk membuang berbagai jenis ikan. Hal tersebut merupakan bagian dari tradisi buang sial yang diwariskan para leluhur. Namun mereka datang tak menentu, kadang satu kali tiap satu atau dua pekan.
ADVERTISEMENT
"Pagi-pagi itu dia suka buang. Ya orang-orang Chinese. Dari atas jembatan, ada ikan lele, bawal, ikan gurame," ujar dia.
Kedatangan warga keturunan Tionghoa begitu dinanti para pemancing di sekitar Kali Ciliwung. Ikan yang dibuang dan berhasil dipancing akan dibawa ke rumah untuk dinikmati bersama keluarga. Jika air sedang jernih dan ada buangan ikan, pemancing dapat memperoleh 10 ekor ikan dalam sehari.
"Tergantung (buangnya), kadang satu orang, ada (buang) dua kantong plastik dia buang. Terus datang lagi kadang tiga kantong plastik," ucap dia.
Undan memang hobi memancing dan sudah sering memancing di Kali Ciliwung sejak tahun 2000. Biasanya, dia mulai memancing sejak pagi hingga petang. Sebab, jika sudah lewat petang, biasanya banyak hewan melata seperti ular yang tampak di Kali Ciliwung.
"Targetnya 10 (tiap hari)" kata dia.
ADVERTISEMENT
Hal senada dikatakan oleh Usep (50). Dia turut menanti warga keturunan etnis Tionghoa membuang ikan ke kali. Ikan buangan yang berhasil dipancing biasanya akan dibagikan ke tetangganya di rumah.
Usep mengaku sudah rutin memancing di Kali Ciliwung sejak duduk di bangku SD. Tak hanya mendapat ikan lele, dia mengaku pernah mendapatkan ikan bawal bahkan ikan patin. Kali Ciliwung dipilih jadi lokasi memancing karena tak berbayar.
"Dikasih tetangga (ikannya), kalau ada yang mau saya kasih tetangga. Kalau saya mah gak makan, cuma hobinya doang," kata dia.
Tradisi membuang sial untuk membawa berkah yang dilakukan warga keturunan etnis Tionghoa tampaknya bukan hanya isapan jempol belaka.
Dari beberapa ekor ikan yang dibuang, ternyata ada beberapa selipan doa yang tersemat.
ADVERTISEMENT