Cerita Petugas Palang Pintu KRL: Kerap Dimaki Pengendara Bandel

12 April 2019 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Saiful Bahar (baju oranye), petugas palang pintu Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Saiful Bahar (baju oranye), petugas palang pintu Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
ADVERTISEMENT
Saiful Bahar (46) harusnya libur kerja pada Kamis (11/4). Namun, penjaga palang pintu perlintasan KRL di Poltangan, Pasar Minggu itu terpaksa masuk. Itu karena, rekannya yang seharusnya bertugas sakit.
ADVERTISEMENT
Alhasil, dia pun harus rela berangkat dari rumahnya di Cibinong pada pukul 05.00 WIB dan sampai di Poltangan sekitar satu jam kemudian. Berbekal peluit dan seragam oranye dilengkapi topi, dia mulai beraksi.
Seperti hari-hari sebelumnya, menertibkan pengendara-pengendara yang hendak melintasi rel. Mengingatkan mereka jika ada kereta yang akan melintas. Hari itu pun, semua berjalan normal.
Hingga pukul 09.38, pengendara motor yang berboncengan tewas di depan mata Saiful. Mereka menerobos palang yang dijaganya hingga tertabrak kereta. Tragedi paling ekstrem yang pernah disaksikan Saiful sepanjang 6 tahun berkarier.
“Saya sudah teriak-teriak sampai suara habis, sampai kayak orang kesurupan,” jelasnya kepada sejumlah orang yang menanyakan kronologi kejadian.
Sepeda motor yang digunakan anggota TNI yang tewas akibat Terobos Perlintasan Pasar Minggu. Foto: Istimewa
Usai kejadian, istri Saiful langsung menelepon karena mendengar kabar yang terjadi di tempat suaminya bekerja. Ingin memastikan keadaan suaminya baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
“Istri saya telepon, ‘Bagaimana ayah enggak kenapa-kenapa?’ Nangis-nangis istri dan anak saya. Alhamdulillah saya enggak kenapa-kenapa,” ujarnya.
Memang, bukan kali pertama Saiful menghadapi pengendara yang nekat menerobos palang pintu perlintasan kereta. Menurut dia, setiap hari ada saja pengendara yang nekat. Membuat Saiful harus meneriaki mereka agar tak melintasi rel kala kereta akan lewat.
Namun, tak semua pengendara menggubris apa yang ia lakukan. Ada beberapa pengendara yang tak mau diatur oleh penjaga palang pintu.
“Enggak mau dibilangin, enggak mau kerja sama dengan kita, enggak mau saling jaga keselamatan. Kalau sudah (kecelakaan) begini kan saya jadi pertanyaan terus, harus laporan ini dan itu, segala macam,” ungkapnya.
Palang pintu Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
Bahkan, sejumlah pengendara kadang malah merespons peringatan Saiful dengan perlakuan tak mengenakkan.
ADVERTISEMENT
“Mereka malah marahin kita. Malah ke pos, dimarah-marahin, kita diapain, dimaki-maki segala macam,” ujar bapak dua anak itu.
Padahal, apa yang dilakukan Saiful bertujuan menyelamatkan banyak nyawa dengan terhindar dari tertabrak kereta. Makanya, kadang-kadang, Saiful dan rekannya yang lain pun harus mengambil upaya ekstra.
“Kita sudah teriak-teriak itu, mereka maksa (lewat). Kadang-kadang, mohon maaf, teman saya malah sampai lemparin bangku (ke pengendara). Dilemparin sapu sama teman saya biar (mereka) enggak jadi nyeberang,” katanya.
Saiful Bahar, petugas palang pintu Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Agaton Kenshanahan/kumparan
Berbicara hari kerja, Saiful hanya libur satu hari setiap pekan. Dia kebagian 2 shift pagi, 2 shift siang, dan 2 shift malam. Dalam satu shift, ia menghabiskan 8 jam waktu kerja dengan gaji Rp 3,9 juta setiap bulan.
ADVERTISEMENT
Khusus di hari saat tragedi itu terjadi. Saiful bahkan harus berjaga dari pukul 06.00-21.00 WIB. Sebab, hari itu, dia memang harus bertugas ganda kala rekannya sakit.
“Enggak ada (uang lembur). Nanti barangkali saya sakit, teman masuk gantiin saya begitu,” katanya.
Saiful tak mengeluh soal pekerjaan dan gaji yang diterimanya. Ia cuma berharap satu hal. Khususnya kepada para pengendara yang hendak lewat di perlintasan kereta.
“Tolonglah disiplin, bantu petugas, karena petugas itu kan tujuannya menyelamatkan mereka juga. Kita kan enggak bisa megangin kendaraannya satu-satu,” ucapnya.