Cerita RW soal Kondisi Aisyah, Bocah Yatim Piatu Pasien Corona di Tangsel
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua RW 18, Marliansyah Baset, mengatakan, kondisi Aisyah terus dipantau setiap harinya. Selain itu, pihaknya juga kerap mengirimkan makanan.
"Kita juga terus pantau dan kami pastikan Aisyah tidak kekurangan satu hal pun, tiap hari kami kontrol, kami antarkan makanan enak dan sehat, biar dia tetep semangat untuk sehat," ujar Marliansyah, Rabu (20/1).
Ia menambahkan, Aisyah dirawat di Rumah Lawan COVID-19 setelah ibunya, Rina, meninggal pada Sabtu (16/1).
Almarhum merasakan gejala corona seperti pusing, batuk, dan demam pada Jumat (15/1). Rina sempat diantar oleh warga ke Puskesmas Benda Baru. Setiba di puskesmas, Rina langsung menjalani Rapid Test dan hasilnya reaktif COVID-19. Hingga petugas merujuk ke Rumah Sakit Permata untuk menjalani tes PCR.
ADVERTISEMENT
"Di sana petugas medis kasih dua pilihan, mau dirawat di rumah sakit atau isolasi mandiri. Terus, almarhumah pilih isolasi mandiri di rumah, karena Aisyah tinggal sendiri, engga ada yang jaga, karena kan ayahnya sudah meninggal pas Aisyah masih umur dua tahun," tambahnya.
Aisyah sempat merawat ibunya saat menjalani isolasi mandiri. Akan tetapi, pada Sabtu (16/1), sekitar pukul 17.30 WIB, warga mendengar tangisan Aisyah karena ibunya meninggal.
"Kita samperin tapi sampe depan rumah saja, karena serba salah ya. Akhirnya, saya langsung hubungin pihak puskesmas, kelurahan sama polsek," ujarnya.
Tidak lama kemudian, petugas medis datang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, dan mengecek kondisi di dalam rumah.
"Petugas cek, masuk ke dalam, kita semua diminta menunggu di luar, dan ternyata dari hasil pemeriksaan di dalam, almarhumah sudah meninggal dunia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, petugas memakamkan almarhum di TPU Jombang Minggu, 17 Januari 2021 pukul 06.00 WIB.
"Terus di hari itu juga, selesai pemakaman, saya bawa Aisyah ke Siloam Hospital untuk swab test dan ternyata hasilnya positif, karena terpapar dari almarhumah," pungkasnya.