Cerita Samsul: Tetap Pakai Sandal Saat Naik Motor meski Pernah Kecelakaan Parah

15 Juni 2022 10:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobilitas masyarakat dan pedagang di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobilitas masyarakat dan pedagang di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
ADVERTISEMENT
Motor dan sandal seperti sudah jadi bagian tak terpisahkan dari para pemotor. Mereka lebih nyaman ke mana-mana naik motor pakai sandal. Padahal, ada bahaya yang mengancam bila itu terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
Salah satu pedagang, Samsul (41), contohnya. Dia dari rumahnya di kawasan Cipulir ke Jalan Raden Patah naik motor dan pakai sandal.
Menurut Samsul, alasannya menggunakan sandal jepit saat berkendara menuju warungnya untuk mempermudah dirinya berjualan.
“Karena mempermudah, kalau pakai sepatu, kan, kalau bikin kopi terkadang airnya ketetesan sepatu, jadi kotor,” kata Samsul saat ditemui di warungnya, Rabu (15/6).
Terkait dengan bahaya kecelakaan saat berkendara menggunakan sandal jepit, Samsul menjelaskan bahwa hal itu menjadi kedisiplinan masing-masing pengendara.
“Itu tergantung pengemudinya juga, kalau masalah bahaya, kan, tinggal kedisiplinan kita mengendarai sepeda motor,” jelasnya.
Samsul mengungkapkan, juga pernah mengalami kecelakaan saat menggunakan sandal jepit. Namun, saat itu ia menganggap kecelakaan yang dialaminya karena pengemudi lainnya yang menyalip kendaraannya saat melintas.
ADVERTISEMENT
“Lukanya lumayan parah karena, kan, bukan kesalahan kita, kesalahan pengendara lain. Tiba-tiba dia [pengendara lain], kita mau belok ke kanan dia nyalip kita. Lukanya sembuh sekitar 2 minggu,” ungkapnya.
Mobilitas masyarakat dan pedagang di Pasar Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (15/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
Samsul siap bila polisi mengimbau untuk menggunakan sepatu. Namun, bagi pedagang kecil seperti dia sulit jika diharuskan membeli sepatu sendiri.
“Ya boleh, yang penting polisinya beliin kita sepatu, gimana? Apa polisinya setuju? Karena sepatu buat kita orang kecil, kan, mahal,” pungkasnya.

Perlindungan Kaki

Pada Senin (13/6), Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi menjelaskan bahaya menggunakan sandal jepit saat berkendara. Menurut dia, tak ada perlindungan bagi kaki jika berkendara menggunakan alas kaki seadanya.
“Karena kalau sudah pakai motor, kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan, makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,” kata Firman.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan pentingnya nyawa saat berkendara. Sehingga ia berharap masyarakat dapat lebih peduli dengan perlengkapan saat berkendara guna mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi pengamanan persiapan G20 dan GPDRR 2022 di Bali. Foto: Korlantas Polri
“Kalau dibilang sepatu mahal, baju pelindung mahal, ya, lebih mahal mana dengan nyawa kita? Tolong itu juga dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada,” imbaunya.
Untuk itu, Firman berharap pengendara tak menggampangkan perlengkapan saat berkendara karena helm berstandar baik serta alas kaki yang benar dapat meminimalisir cedera bila terjadi kecelakaan.
“Ini gunanya helm standar, pakai sepatu, masih banyak yang pakai sandal menggampangkan gitu saja, moga-moga kita tidak termasuk,” jelasnya.
“Tapi itu bentuk perlindungan kita kepada masyarakat yang ingin kita bangun, sehingga patuh menjadi bagian, bukan lagi karena ada petugas,” tutup Firman.
ADVERTISEMENT