Cerita Tersangka Jual-Beli Ginjal RI-Kamboja: Tipu Istri hingga Jadi Koordinator

22 Juli 2023 0:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanim tersangka jual beli ginjal jaringan Indonesia-Kamboja. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Hanim tersangka jual beli ginjal jaringan Indonesia-Kamboja. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menangkap 12 tersangka kasus TPPO yang menjual ginjal WNI ke Kamboja. Hanim, salah satu tersangka, menceritakan alasan kenapa dirinya mau menjual ginjalnya.
ADVERTISEMENT
Hanim mengatakan, kesulitan ekonomi menjadi motif ia mau menjual ginjalnya. Kala itu, awal 2018 dirinya berkelana dengan pelaku yang menawarkan jual-beli ginjal di media sosial.
Setelah menunjukkan ketertarikannya untuk menjual ginjal, Hanim diminta sang broker mendatangi sebuah kontrakan di Bojonggede, Bogor, Jawa Barat.
"Awalnya tahun 2018 karena faktor ekonomi, orang tua saya tidak punya rumah kemudian saya usaha mentok juga. Akhirnya saya cari-cari grup-grup donor ginjal. Saya cuma ngelihat postingan-postingan dari situ. Itu ada yang isi postingan itu 'Dibutuhkan donor ginjal A, B, AB , atau O, syaratnya ini, ini, ini'," kata dia kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat (21/7).
Hanim tersangka jual beli ginjal jaringan Indonesia-Kamboja. Foto: Dok. Istimewa
Pada awalnya, ia akan melakukan transplantasi ginjal di salah satu rumah sakit di Jakarta. Namun hal tersebut urung dilakukan lantaran istrinya tidak memberi izin.
ADVERTISEMENT
"Setelah saya gagal di sana (RS dalam negeri), kemudian saya menunggu di rumahnya broker itu dengan dalih saya ngomong ke istri kerja proyek. Setelah satu tahun saya menunggu di situ sekitaran 2019 bulan Juli, saya berangkat ke Kamboja dengan brokernya," ucap dia.
Setibanya di Kamboja, dia dipertemukan dengan perempuan yang dipanggil dengan nama Miss Huang. Hanim menjelaskan Miss Huang berperan mengatur pendonor ginjal WNI di Kamboja.
"Saya waktu itu berangkat tiga orang, setiba di Kamboja, saya dijemput sama sopir Truk. Saya di penginapan, kemudian saya dipertemukan dengan Miss Huang, entah apakah dia orang China atau orang Indonesia saya kurang hafal ya. Pokoknya namanya Miss Huang yang mengatur di sana," ungkap Hanim.
ADVERTISEMENT
Dirinya dioperasi usai mendapatkan medical check up yang seluruh biayanya ditanggung oleh Rumah Sakit Militer Kamboja bernama Preah Ket Meala Hospital di Phnom Penh. Usai dioperasi, dia kembali ke Indonesia. Hanim dibayar uang Rp 120 juta atas ginjalnya.
Hanim tersangka jual beli ginjal jaringan Indonesia-Kamboja. Foto: Dok. Istimewa

Jadi Koordinator Jual-Beli Ginjal

Selang sekitar dua bulan masa penyembuhan, Hanim mengaku dihubungi oleh sang 'broker', dia diajak untuk menjadi koordinator pasien WNI di Kamboja. Dari pendonor jadi koordinator.
"Waktu itu saya bawa dua orang berarti 5 sama saya sekitaran bulan September apa akhir Agustus gitu. Sampai di sana, 4 orang di Kamboja dilakukan medical check up lagi, cuma di sana pasiennya baru ada 2, jadi yang 2 dipulangkan dan 2 dioperasi," ucap Hanim.
"Setelah kami pulang lagi ke Indonesia, kemudian 3 mingguan saya memberangkatkan lagi sekitar 6 orang termasuk 2 orang yang di sana. Begitu terus prosesnya dikirim ke Kamboja," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjadi koordinator hingga 2019. Namun, ia sempat berhenti pada awal 2020 hingga akhir Oktober 2022.
Hanim kembali menjadi koordinator pada 2023. Dirinya mengaku sudah memberangkatkan 31 orang.
"Di saya Rp 135 juta. Kalau dari Rumah Sakit Rp 200 juta masuk ke pendonor Rp 135 juta untuk saya dan tim saya Rp 65 juta dibagi untuk tiket, paspor, bersihnya saya Rp 15 juta (ketika menjadi koordinator)," jelas Hanim.