Cerita WNI di Inggris yang Takut ke Masjid karena Kerusuhan Anti-Imigran

7 Agustus 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis sayap kanan bentrok dengan pengunjuk rasa menyusul serangan penikaman di Bristol, Inggris, Sabtu (3/8/2024). Foto: Justin TALLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis sayap kanan bentrok dengan pengunjuk rasa menyusul serangan penikaman di Bristol, Inggris, Sabtu (3/8/2024). Foto: Justin TALLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Kerusuhan di Inggris yang dipicu gerakan anti-imigran usai tragedi penusukan di Southport pekan lalu meluas. Parahnya, diduga kerusuhan ini diakibatkan hoaks terkait pelaku penusukan.
ADVERTISEMENT
Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di sana juga turut terdampak. Seperti apa cerita para WNI di sana?

Takut ke Masjid

Beberapa WNI mengaku enggan keluar rumah dan memilih untuk menghindari masjid sampai situasi lebih kondusif.
“Ada (yang takut ke masjid), banyak yang memilih tinggal di rumah dulu,” ungkap seorang pelajar S2 asal Indonesia yang tinggal di London, Alsa, kepada kumparan, Selasa (6/8).
Alsa bercerita di wilayahnya masih cukup aman dan jauh dari titik kericuhan. Ia juga mengatakan sejauh ini belum ada WNI di sekitarnya yang terkena kasus rasisme.
Namun berbeda dengan WNI di wilayah lain.
“Tempat tinggal ku enggak rusuh, kalau liat leaked info yang beredar juga enggak jadi target kerusuhan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
“Kalau lihat di grup (WNI) dan berita, banyak kerusuhan di Liverpool sama tengah/utara (Inggris) karena white supremacist-nya juga masih ada banget (di sana),” tutur Alsa menjelaskan kemungkinan kota yang mengalami kerusuhan.
Media The National melaporkan warga Muslim di Inggris mulai ketakutan untuk beribadah di masjid.
"Kami mendapatkan peningkatan laporan perihal warga Muslim Inggris takut akan keselamatannya," kata Direktur Tell MAMA, Iman Atta.
Tell MAMA sendiri adalah sebuah proyek di Inggris, untuk mencatat dan mengukur ancaman, atau insiden anti-Muslim di sana.
Dia menambahkan, terdapat pula laporan warga Muslim yang memakai jilbab atau cadar menerima ancaman akan dibunuh sampai diperkosa.

Waspadai Bentrokan

Seorang demonstran memegang perisai selama protes anti-imigrasi, di Rotherham, Inggris, Minggu (4/8/2024). Foto: Hollie Adams/REUTERS
WNI di London lainnya, Masayu Dewi, menggambarkan kondisi di daerah tempat tinggalnya saat ini. “Aku di Colindale (bagian utara London), sejauh ini masih kondusif tapi memang harus waspada,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Semalam aku masih naik bus (nomor) 324, ada perubahan rute karena akses jalan diblok. Bentrokan dari utara mulai turun ke selatan," lanjut Masayu.
London termasuk wilayah yang terletak di bagian selatan Inggris. "Rabu besok ini (7/8) rencana ada demo di Harrow, dekat rumah juga. Jadi, harus waspada kalau mau keluar rumah," jelas Masayu.
Kericuhan meletus usai unggahan hoaks di media sosial menyebut tersangka penyerang di Southport adalah seorang muslim radikal yang baru tiba di Inggris.
Padahal, polisi mengungkap tersangka berusia 17 tahun itu lahir di Inggris dan mereka tidak menganggapnya sebagai insiden teroris. Orang tua tersangka pindah ke Inggris dari Rwanda.
Masayu bercerita mengenai temannya, seorang WNI, yang mendapat perlakuan tak menyenangkan saat naik bus di London pada Senin (5/8).
ADVERTISEMENT
"Kemarin temanku naik bus diresein, dia cerita yang kulit cokelat pun dipepet-pepet di bus," ungkap Masayu tanpa memberi tahu detail kejadian tersebut.
"Tapi enggak reaktif untungnya, jadi enggak menimbulkan insiden apa-apa," tambahnya.

KBRI Minta WNI Waspada

Aktivis sayap kanan bentrok dengan pengunjuk rasa menyusul serangan penikaman di Bristol, Inggris, Sabtu (3/8/2024). Foto: Justin TALLIS / AFP
Terkait kericuhan ini KBRI London pun meminta WNI yang berada di Inggris Raya dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Sehubungan dengan terjadinya kerusuhan pada Jumat (2/08) di Sunderland serta kemungkinan terjadinya rencana aksi serupa di kota lain, KBRI London mengimbau kepada seluruh WNI yang berada Inggris Raya dan Irlandia, untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah," tulis imbauan KBRI London.
KBRI London juga mengimbau para WNI selalu mengikuti arahan dari petugas yang berwenang. WNI juga diminta terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London atau komunitas WNI setempat.
ADVERTISEMENT
"Menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat pengumpulan massa atau kelompok demonstran," lanjutnya.
"Dalam keadaan darurat, hubungi 112 atau 999, atau hotline kekonsuleran KBRI London +447795105477 dan +447425648007," tutup KBRI London.

PM Inggris Kecam Perusuh

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Foto: Henry Nicholls/Pool via REUTERS
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menegaskan pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan dan menargetkan komunitas Muslim akan mendapat "hukuman penuh”.
Hal itu disampaikannya setelah pertemuan darurat dengan kepala polisi dan penjara pada Senin (5/8).
"Apa pun motivasinya, ini bukan protes, ini kekerasan murni dan kami tidak akan menoleransi serangan terhadap masjid atau komunitas Muslim kami," tegas Starmer, seperti dikutip dari Reuters.
"Kekuatan hukum penuh akan diberlakukan kepada semua orang yang diidentifikasi telah terlibat,” tambahnya.
ADVERTISEMENT