Cerita WNI di Korsel Saksikan Selebrasi Warga Usai Pemakzulan Presiden Yoon

15 Desember 2024 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suka cita warga Korea Selatan setelah pemakzulan Presiden Presiden Yoon Suk Yeol di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (14/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Suka cita warga Korea Selatan setelah pemakzulan Presiden Presiden Yoon Suk Yeol di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (14/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
ADVERTISEMENT
Suasana di depan gedung parlemen Korea Selatan pada Sabtu (14/12) menjadi pusat perhatian dunia, tak terkecuali bagi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Seoul.
ADVERTISEMENT
Sejak sehari sebelumnya, ribuan demonstran telah berkumpul untuk menunggu keputusan parlemen memakzulkan Presiden Yoon Suk-yeol buntut deklarasi darurat militer pekan lalu.
“Saya kemarin kebetulan hadir di lokasi demo. Suhu udara lumayan dingin, sekitar minus tiga derajat, ditambah angin karena lokasi demo di jalan raya yang terbuka. Tapi dinginnya udara tidak menyurutkan semangat para pendemo untuk terus berteriak dan menyanyi,” cerita seorang mantan diplomat Indonesia berusia 60 tahun, Nuradi Noeri, kepada kumparan.
Ia menggambarkan suasana protes yang diiringi alunan musik dari speaker besar. Lagu-lagu sindiran untuk Presiden Yoon terus dinyanyikan sepanjang aksi berlangsung.
“Dari teriakan dan nyanyian mereka terasa sekali vibe kebencian yang mendalam kepada Presiden Yoon,” tambahnya.
Demonstran berasal dari berbagai kalangan, seperti karyawan, mahasiswa, hingga ibu rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Nuradi bercerita, sebagian besar berkumpul sejak Jumat (11/12) malam, padahal hasil voting pemakzulan baru diumumkan pada Sabtu pukul 16.00 waktu setempat.
Suka cita warga Korea Selatan setelah pemakzulan Presiden Presiden Yoon Suk Yeol di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (14/12/2024). Foto: Kim Soo-Hyeon/REUTERS
Selepas Ketua Parlemen mengumumkan hasil pemakzulan, suasana berubah menjadi perayaan penuh haru.
“Semua pendemo berteriak, berpelukan, menangis, menyanyi, dan melompat-lompat. Suasananya saat itu sulit untuk digambarkan dengan kata-kata,” kata Nuradi.

Poster Sindiran hingga Donasi Kopi

Selama demonstrasi, berbagai poster sindiran terhadap Presiden Yoon terlihat di sekitar lokasi.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah poster bergambar wajah Presiden Yoon dengan animasi tanduk setan yang disertai ucapan “Selamat Natal.”
Poster Kartun Presiden Korea Selatan di Seoul. Foto: Dok. Nuradi Noeri
Ada juga aksi unik dari seorang donatur yang menyumbangkan 5 juta won ke sebuah kedai kopi di dekat lokasi untuk menyediakan minuman hangat bagi para demonstran.
Nuradi menegaskan bahwa WNI yang berada di Korsel tak ikut berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau WNI sih tidak ada yang ikut demo, biasanya cuma menonton saja. Saya juga hanya menonton,” ujarnya.
Ia menambahkan, beberapa WNI hadir di lokasi karena diajak oleh teman-teman Korea mereka.
Sejumlah petugas kepolisian berjaga saat unjuk rasa penggulingan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (14/12/2024). Foto: Jung Yeon-je/AFP
Menanggapi dinamika di negara tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul mengeluarkan imbauan kepada WNI untuk tetap tenang dan menghindari keramaian.
Setelah keputusan pemakzulan diumumkan, suasana di depan gedung parlemen berangsur normal pada Minggu (15/12) pagi.
Namun, sejumlah poster dan spanduk anti-presiden masih terlihat di beberapa titik.
“Hari ini, suasananya sudah kembali normal. Beberapa bus polisi dan truk pembersih sampah terlihat bekerja, tapi jejak demonstrasi masih ada,” pungkas Nuradi.