China Akan Ambil Tindakan Balas Tarif Dagang AS

3 April 2025 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bendera China. Foto: Samuel Borges Photography/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bendera China. Foto: Samuel Borges Photography/Shutterstock
ADVERTISEMENT
China secara tegas menentang keras tarif dagang yang ditetapkan AS dan berjanji mengambil tindakan balasan untuk melindungi hak dan kepentingan negara.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump memicu perang dagang global yang berpotensi merusak usai mengumumkan tarif dagang di atas 10% kepada negara-negara di seluruh dunia.
Dikutip dari AFP, Kamis (3/4), Kementerian Perdagangan China dalam pernyataannya mengatakan tarif itu tidak mematuhi aturan perdagangan internasional dan secara serius merugikan hak dan kepentingan pihak-pihak yang terkait.
China juga mendesak Washington untuk segera membatalkan tarif, mengingatkan AS bahwa tarif itu membahayakan pengembangan ekonomi global, merugikan kepentingan AS dan rantai pasokan internasional.
Tak hanya itu, China menuduh AS melakukan praktik intimidasi sepihak.
Trump menetapkan tarif dagang sebesar 34% terhadap China, salah satu mitra dagang terbesar AS. Tarif dasar sebesar 10% terhadap semua negara juga berlaku untuk China.
ADVERTISEMENT
Menanggapi itu, Beijing menetapkan tarif hingga 15% pada komoditas pertanian AS termasuk kacang kedelai, daging babi, dan daging ayam.
"AS mengklaim telah menderita kerugian dalam perdagangan internasional, menggunakan apa yang disebut 'timbal balik' sebagai alasan untuk menaikkan tarif pada semua mitra dagang," kata Beijing.
"Pendekatan ini mengabaikan keseimbangan kepentingan yang dicapai melalui negosiasi perdagangan multilateral selama bertahun-tahun dan mengabaikan fakta bahwa AS telah lama mendapat untung besar dari perdagangan internasional," tambahnya.
Sebaliknya, China menyerukan dialog untuk menyelesaikan pertikaian tersebut.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, dan tidak ada jalan keluar bagi proteksionisme," kata Beijing.
Beijing juga menambahkan bahwa sejarah telah membuktikan bahwa menaikkan tarif tidak menyelesaikan masalah AS sendiri.