China Putus Sejumlah Kerja Sama, AS: Tindakan Tidak Bertanggung Jawab

6 Agustus 2022 10:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan Roket di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan uji coba rudal konvensional ke perairan lepas pantai timur Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022.  Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan Roket di bawah Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan uji coba rudal konvensional ke perairan lepas pantai timur Taiwan, dari lokasi yang dirahasiakan dalam selebaran ini yang dirilis pada 4 Agustus 2022. Foto: Komando Teater Timur/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) menyebut keputusan China untuk menghentikan kerja sama dalam sejumlah bidang kritis, termasuk perubahan iklim, sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab pada Jumat (5/8).
ADVERTISEMENT
"Kami percaya bahwa ini pada dasarnya tidak bertanggung jawab," jelas Juru Bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby, dikutip dari AFP, (6/8).
"Mereka pikir mereka menghukum kami dengan menutup saluran ini. Mereka sebenarnya menghukum seluruh dunia karena krisis iklim tidak mengenal batas dan batas geografis," sambung dia.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi berbicara pada pertemuan dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di kantor kepresidenan di Taipei, Taiwan, Rabu (3/8/2022). Foto: Kantor Kepresidenan Taiwan/Handout via Reuters
Keretakan yang memicu risiko geostrategis signifikan itu berakar dari perjalanan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi. Dia mengadakan lawatan ke Taiwan pada Selasa (2/8). Mengeklaim pulau itu sebagai wilayahnya sendiri, China lantas naik pitam melihat kedatangan pejabat asing.
Beijing telah berjanji akan merebut kembali Taiwan meskipun dengan kekerasan. Sejak Kamis (4/8), China mengepung pulau itu dengan rangkaian latihan militer besar-besaran.
Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) akan menggelar latihannya hingga Minggu (7/8). Taiwan kemudian mulai mendapati 60 pesawat dan 13 kapal perang China melintasi garis tengah yang membentang di Selat Taiwan.
ADVERTISEMENT
Aktivitas militer itu bahkan melibatkan uji coba senjata rudal di perairan timur Taiwan. Sebagian rudal itu dilaporkan terbang langsung di atas Taiwan. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, kemudian memperingatkan AS untuk tidak meningkatkan ketegangan.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (13/1). Foto: Dok. Kementerian Luar Negeri
"Kebiasaan Amerika adalah menciptakan masalah dan kemudian menggunakan masalah ini untuk mencapai tujuannya. Tetapi, pendekatan ini tidak akan berhasil dengan China," tegas Wang.
"Kami ingin mengeluarkan peringatan kepada AS untuk tidak bertindak gegabah dan tidak menciptakan krisis yang lebih besar," tambah dia.
Mengabaikan kecaman internasional, China mengambil balasan lanjutan. Pada Jumat (5/8), pihaknya menangguhkan pembicaraan dan kerja sama dalam berbagai perjanjian. Salah satunya menyoroti isu perubahan iklim.
Kedua negara itu merupakan sumber pencemaran terbesar di dunia. Tahun lalu, mereka lantas berjanji akan mempercepat aksi iklim selama dekade ini. China dan AS berniat mengadakan pertemuan rutin untuk mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Namun, kesepakatan itu kini tampak goyah. Organisasi internasional akhirnya turut turun tangan. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memperingatkan mereka untuk terus bekerja sama demi dunia.
"Bagi Sekjen, tidak ada cara untuk memecahkan masalah paling mendesak di seluruh dunia tanpa dialog dan kerja sama yang efektif antara kedua negara," terang Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric.