Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Cinta yang Mengubah Ujian Masuk Kampus Menjadi Lebih Indah
9 Juni 2017 10:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Hasil SBMPTN 2017 akan diumumkan pada Selasa, 13 Juni 2017. Sebanyak 797.738 lulusan SMA memperebutkan 128.085 kursi di 85 perguruan tinggi negeri.
ADVERTISEMENT
Ketat bukan?
Namun ini belum seberapa di banding dengan 'gaokao'. Gaokao adalah tesmasuk PTN di China dengan presentase 40 persen dari 9,4 juta peserta ujian, atau hanya sekitar 3,2 juta peserta yang akan lolos.
Ketatnya ujian ini membuatnya dijuluki sebagai ujian tersulit di dunia. Terlebih lagi beban yang dipikul para pelajar cukup berat.
Dengan lolos sebagai mahasiswa PTN di China maka kemungkinan mereka akan mendapat kemudahan mendapat pekerjaan yang mapan sementara jika gagal maka cacian akan bermunculan.
Hal ini memunculkan beberapa kasus bunuh diri oleh para pelajar yang tak mampu memikul tekanan berat tersebut.
Berbicara soal ujian, ada beberapa film yang mungkin bisa menjadi inspirasi untuk mendapatkan kebahagiaan dan juga motivasi baik dalam menghadapi kegagalan maupun untuk meraih keberhasilan.
ADVERTISEMENT
[Baca Juga: Gaokao, Ritual Esktrem Masuk Perguruan Tinggi China ]
"You Are the Apple of My Eye" film populer Taiwan yang dirilis pada 2011 adalah salah satunya.
Film ini menceritakan seorang pelajar nakal nan pemalas bernama Ko-Ching Teng yang bersama keempat sahabatnya sering membuat ulah.
Suatu saat ia dihukum karena ia ketahuan sang guru melakukan aksi tak pantas (vulgar) di bangku belakang kelas.
Ko-Ching Teng akhirnya dihukum dan diharuskan berpindah tempat duduk di depan seorang siswi pintar bernama Chia Yi.
Tak sekadar pintar Chia Yi juga merupakan idola para pria di kelas karena kecantikannya. Namun entah kenapa Ko-Ching Teng adalah satu-satunya pria yang tertarik padanya.
Ko-Ching Teng bahkan pernah menyebut bahwa ia tak akan pernah jatuh cinta pada Chia Yi.
ADVERTISEMENT
Awalnya Chia Yi merasa terganggu dengan keberadaan Ko Ching Teng. Hingga pada suatu kelas bahasa inggris, Chia Yi panik karena tak membawa buku pelajaran tersebut.
Di luar dugaan Ko Ching Teng secara sembunyi-sembunyi memberikan bukunya pada Chia Yi. Ia pun akhirnya harus menanggung hukuman yang seharusnya di terima Chia Yi.
Momen itu membuat Chia Yi tergugah. Ia pun berterimakasih pada Ko Ching Teng dengan terus mendorongnya untuk belajar dan mengerjakan soal yang dibuatnya.
Suasana romantis pun muncul tiap Chia Yi menegur Ko Ching Teng dengan menusuk-nusukkan pensilnya ke bahu Ko Ching Teng.
Benih-benih cinta pun muncul, Ko Ching Teng mulai termotivasi untuk belajar dan ingin menyaingi Chia Yi.
ADVERTISEMENT
Ko Ching Teng bahkan berani taruhan dengan Chia Yi untuk memperoleh nilai tertinggi dalam ujian. Jika kalah ia akan mencukur gundul rambutnya, jika Chia Yi kalah maka ia harus menguncir rambutnya selama sebulan.
Meski akhirnya berhasil memperoleh peringkat kedua dalam ujian dan membuat kaget teman-teman kelas yang lain, Ko Ching Teng harus mengakui kekalahannya dari Chia Yi yang menempati peringkat 1.
Ia pun menepati janjinya dengan mencukur rambutnya, namun yang membuatnya terkejut adalah Chia Yi juga menguncir rambutnya meski menang dalam taruhan tersebut.
Mereka berdua pun berhasil lulus sekolah dan jalinan asmara mereka pun berlanjut. Ching Teng melanjutkan pendidikan ke Universitas National Chiao Tung.
Sementara kesedihan muncul karena Chia Yi yang saat ujian masuk kampus tengah sakit harus rela mendapatkan kampus pilihan kedua yakni Universitas Nasional Taipei jurusan keguruan.
ADVERTISEMENT
Ko Ching Teng bertemu denga Chia Yi pada malam hari paska pengumuman tersebut. Ia pun menghibur Chia Yi dengan menyebutnya sosok yang cocok menjadi guru dilihat dari pengalamannya mendapatkan motivasi belajar dari Chia Yi.
Kata-katanya berhasil membuat Chia Yi merasa lebih tenang.
Meski akhirnya terpisah di kampus, Ko Ching Teng selalu menyempatkan diri menelepon Chia Yi via telepon umum dimana ia harus mengantre tiap malamnya.
Ko Ching Teng akhirnya mengutarakan perasaannya secara sungguh-sungguh saat liburan bersama Chia Yi.
Mereka pun menuliskan harapan mereka disebuah balon udara. Meski sebenarnya Chia Yi menuliskan perasaan yang sama pada balon udara tersebut, Ko Ching Teng bersikukuh untuk tidak ingin melihat apa yang Chia Yi tulis.
ADVERTISEMENT
Ia pun hanya berkata "tolong jangan beritahu aku saat ini biarkanlah aku tetap menyukaimu".
Meski demikian akhirnya mereka benar-benar terpisah karena ulah tak dewasa Ko Ching Teng mengikuti perkelahian liar di kampus yang membuat Chia Yi kecewa.
Setelah 2 tahun putus kontak, mereka kembali berkomunikasi ketika terjadi sebuah gempa besar. Ko Ching Teng menelepon Chia Yi untuk memastikan bahwa ia baik-baik saja.
Pada akhir cerita, Chia Yi menikah dengan pria lain. Namun dalam pesta pernikahan tersebut, Ko Chig Teng dan Chia Yi sempat saling berciuman mesra sebelum melepaskan Chia Yi bersama pria lain.
Ko Ching Teng pun melanjutkan hidupnya sebagai seorang penulis penuh passion di Internet yang seakan menjadi cinta keduanya.
ADVERTISEMENT
Meski harus melupakan, bagi Ko Ching Teng, satu kata yang akan selalu diucapkannya dalam hatinya untuk Chia Yi yakni "You Are the Apple of My Eye".
Pesan yang dapat diambil? Cinta dapat mengubah segalanya menjadi lebih indah.
Segala ujian yang kamu tempuh sukses atau gagal bila dilakukan atas nama cinta yang baik pada akhirnya akan memberikan sebuah kebahagiaan.
Ko Teng yang tadinya malas belajar tiba-tiba semangat agar lulus dengan nilai baik. Bahkan ia berhasil masuk salah satu perguruan tinggi favorit di negaranya.
Begitulah. Tak ada salahnya kamu punya motivasi untuk meraih sesuatu yang baik. Asal, kamu tidak lantas patah arang ketika sang motivator itu tiba-tiba melakukan hal yang menyebalkan.
ADVERTISEMENT