Cuaca Madinah Capai 45 Derajat Celsius, Jemaah Haji Diminta Waspada Dehidrasi

10 Mei 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan Wadi Qudaid Madinah-Mecca Road. Foto: Mawaddah F/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Wadi Qudaid Madinah-Mecca Road. Foto: Mawaddah F/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mencatat suhu udara siang hari di Madinah saat ini berkisar antara 41-45 derajat celsius. Pada Jumat (9/5), cuaca di Madinah menyentuh 45 derajat celsius.
ADVERTISEMENT
Jemaah saat ini diminta mewaspadai dehidrasi dan penyakit menular di tengah cuaca panas tersebut. Untuk mengantisipasi terjadinya masalah kesehatan itu, pemerintah telah menyediakan berbagai logistik obat-obatan dan perbekalan kesehatan untuk jemaah haji.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mendistribusikan untuk masing-masing jemaah haji 1 boks oralit dan masker disposable kepada Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK).
Di beberapa kesempatan, Tim Kesehatan Bandara juga membagi-bagikan masker kepada jemaah yang baru tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah.
Masjid Ghamamah Madinah. Foto: SUFAIR/Shutterstock
"Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan dehidrasi di tengah cuaca panas ekstrem Arab Saudi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. Mohammad Imran melalui keterangan tertulis, Sabtu (10/5).
ADVERTISEMENT
Pemberian oralit bertujuan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat aktivitas fisik dan suhu tinggi. Sementara itu, masker dibagikan untuk mencegah penularan infeksi virus serta melindungi saluran pernapasan jemaah dari debu dan polusi udara.
Data Kementerian Kesehatan mencatat penyakit jemaah haji tahun 2018-2024 antara lain penyakit pneumonia, ISPA, serangan jantung, dan stroke yang merupakan faktor risiko terbanyak jemaah haji di Arab Saudi. Untuk itu, pemberian masker dan oralit menjadi upaya pencegahan penularan penyakit dan polusi udara.

Jemaah Haji Mulai Bergerak dari Madinah ke Makkah

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi. Foto: Dok. Kemenag
Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ali Machzumi, menjelaskan keberangkatan jemaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah akan dimulai pada 10 Mei 2025. Pada hari pertama, ada tujuh kloter dengan sekitar 2.800 jemaah yang akan berangkat dari Madinah.
ADVERTISEMENT
“Insyaallah, yang akan bergerak dari Madinah sebanyak tujuh kloter pada 10 Mei dengan jumlah sekitar 2.800 jemaah. Kita sudah siapkan sekitar 20 hotel yang akan ditempati mereka,” kata Ali.
Ali memastikan para petugas sudah tiba di kota kelahiran Nabi dan siap untuk menyambut kedatangan jemaah dari Madinah. Ia menegaskan petugas sudah melakukan pengecekan kesiapan hotel, dapur penyedia katering, dan juga bus Shalawat yang akan digunakan untuk mengantar jemaah menuju Masjidil Haram.
“Alhamdulillah sejak 7 Mei 2025, petugas haji Indonesia yang ditempatkan di Daker Makkah sudah datang dan siap untuk melayani jemaah haji,” kata Ali.
“Saat ini sudah kita siapkan akomodasi yang akan ditempati jemaah haji, termasuk untuk konsumsi, dan transportasinya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT

Lakukan Umrah Wajib

Jemaah calon haji bersiap melaksanakan Salat Jumat di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (9/5/2025). Foto: Andika Wahyu/ANTARA FOTO
Setiba di Makkah, jemaah haji Indonesia akan menempati kamar hotel yang telah disiapkan. Setelah beristirahat sejenak, mereka akan dipersiapkan ke Masjidil Haram untuk menunaikan umrah wajib.
Ali mengungkapkan keberangkatan jemaah haji dari hotel menuju Masjidil Haram akan diantar dengan Bus Shalawat atau bus yang telah siapkan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mengantar jemaah dari hotel ke Masjidil Haram (pergi dan pulang).
“Jumlah Bus Shalawat akan disesuaikan dengan jumlah jemaah yang tiba di Kota Makkah. Artinya, dari hari per hari akan terus bertambah sesuai dengan jumlah jemaah yang masuk ke kota Makkah,” terang Ali.
Layanan Bus Shalawat ini berjalan selama 24 jam untuk mengantar jemaah saat akan menunaikan salat berjemaah di Masjidil Haram. Layanan Bus Shalawat akan dihentikan sementara menjelang puncak haji dan beroperasi kembali setelah fase Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).
ADVERTISEMENT
Ali Machzumi menjelaskan tahun ini layanan Daerah Kerja Makkah terbagi menjadi 10 sektor, ditambah satu sektor khusus Masjidil Haram. Sebanyak 10 sektor itu akan memberikan pelayanan kepada seluruh jemaah haji reguler asal Indonesia, mulai dari akomodasi, konsumsi, transportasi, termasuk juga layanan bimbingan ibadah.
Untuk sektor khusus, para petugas akan bersiaga memberikan pelindungan dan memantau aktivitas jemaah selama di Masjidil Haram.