Cuitan Menteri Inggris soal Deforestasi yang Membuat RI Geram Dihapus

5 November 2021 12:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith. Foto: Paul ELLIS/AFP/POOL
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith. Foto: Paul ELLIS/AFP/POOL
ADVERTISEMENT
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith, menghapus cuitan Twitter yang berisi istilah to end deforestation by 2030. Tetapi, ia mengirimkan cuitan baru yang berisi pembaruan.
ADVERTISEMENT
Goldsmith pada Selasa (2/11) mengunggah sebuah gambar yang berisi poin-poin komitmen yang dibahas pada pertemuan bertajuk World Leaders’ Summit ‘Action on Forest and Land Use’.
Unggahan berisi poin-poin komitmen itu diberi judul “COP26 Forest Agreement” (Perjanjian COP26 soal Hutan).
Selain itu, di bagian isi, tertulis “We have secured unprecedented commitments from over 100 countries, representing well over 85% of the world’s forests, to end deforestation by 2030.”
(Kami telah mengamankan komitmen yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dari 100 negara yang merepresentasikan lebih dari 85% dari hutan di dunia, untuk mengakhiri deforestasi pada 2030.)
Tidak diketahui pasti pukul berapa cuitan tersebut dihapus.
Tetapi, pada Kamis (4/11) pukul 23.45, Goldsmith mengunggah gambar terbaru di Twitter.
Menteri Iklim dan Lingkungan Internasional Inggris, Zac Goldsmith. Foto: DANIEL LEAL-OLIVAS/AFP
“Ini adalah titik balik untuk hutan-hutan dunia. Sekarang, kita semua harus memastikan negara-negara, bank, dan perusahaan menepati janji-janjinya. Sebuah momen penting untuk planet kita,” tulis Goldsmith.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, cuitan ini adalah pembaruan dari sebelumnya, untuk memasukkan sejumlah penandatangan baru dari Glasgow Leaders’ Declaration on Forest and Land Use.
Sejumlah perbedaan yang terlihat pada judul. Sebelumnya tertulis “COP26 Forest Agreement”, kini tertulis “World Leaders Summit on Forests and Land Use”.
Perubahan juga tampak pada bagian isi: “In the Glasgow Leaders Declaration on Forests and Land Use we have secured unprecedented commitments from over 130 countries, representing well over 90% of the world's forests, to work collectively to halt and reverse forest loss and land degradation by 2030.”
(Oleh karenanya, kami berkomitmen untuk bekerja bersama-sama untuk menghentikan dan membalikkan kehilangan hutan dan degradasi lahan pada 2030, sembari menciptakan perkembangan berkelanjutan dan mendorong transformasi rural yang inklusif.)
ADVERTISEMENT
Jika sebelumnya Goldsmith menggunakan istilah to end deforestation by 2030, dalam pembaruan ini, dia menggunakan to halt and reverse forest loss and land degradation by 2030.
Pertemuan Wamenlu RI Mahendra Siregar dan Wamenlu AS Wendy Sherman di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (31/5). Foto: Kemenlu RI
Seperti diketahui, cuitan Goldsmith pada Selasa (2/11) itu mengundang perhatian Wakil Menteri Luar Negeri RI, Mahendra Siregar.
Menurut Mahendra, penggunaan istilah to end deforestation dan COP26 Forest Agreement itu menyesatkan.
“Karena COP26 sedang berjalan, sehingga tentu saja belum ada Agreement (Perjanjian) apa pun yang dihasilkan pada Selasa, 2 November, lalu,” kata Mahendra dalam keterangannya, Kamis (4/11) siang.
“Sedangkan pertemuan yang dilakukan 2 November di Glasgow adalah World Leaders Meeting on Forest and Land Use yang menghasilkan deklarasi. Dalam deklarasi yang dihasilkan itu sama sekali tidak ada terminologi ‘end deforestation by 2030’,” tegasnya.
ADVERTISEMENT